> >

Korban Pesawat China Eastern Airlines yang Jatuh Belum Diketahui, Boeing Siap Bantu Penyelidikan

Kompas dunia | 22 Maret 2022, 13:14 WIB
Petugas penyelamatan bersiap diterjunkan ke lokasi kecelakaan pesawat China Eastern Airlines di Guangxi, China, Senin (21/3/2022) sore waktu setempat. (Sumber: CCTV via Associated Press)

BEIJING, KOMPAS.TV – Hingga 18 jam setelah dilaporkan hilang kontak dan terjatuh di pegunungan China selatan, nasib para penumpang pesawat China Eastern Airlines belum diketahui.

Mengutip hindustantimes.com, Selasa (22/3/2022), puing-puing pesawat tersebut telah ditemukan di lokasi jatuhnya.

"Puing-puing pesawat ditemukan di tempat kejadian, tetapi sampai sekarang, tidak ada satu pun dari mereka yang kehilangan kontak telah ditemukan," mengutip pernyataan penyiar CCTV.

Diketahui, pesawat tersebut hilang kontak dan terjatuh saat penerbangan dari Kota Kunming ke Guangzhou.

Pesawat berjenis Boeing 737-800 tersebut dilaporkan terbang di ketinggian sekitar 29.000 kaki,  dari Kunming di provinsi barat daya Yunnan ke pusat industri Guangzhou.

Namun pesawat itu menukik tajam sekitar pukul 14:20. waktu lokal. Berdasarkan citra satelit NASA, terlihat api yang cukup besar di lokasi.

Baca Juga: Situasi Terkini Lokasi Kecelakaan Pesawat China Eastern MU5735, Belum Ada Temuan Jasad Korban

Selanjutnya, Presiden China, Xi Jinping memerintahkan operasi penyelamatan.

CCTV melaporan, Xi Jinping mengaku sangat terkejut atas insiden itu, dan memerintahkan penyelidikan serta tindakan cepat untuk mengidentifikasi penyebab kecelakaan itu.

Dia juga memerintahkan untuk memperkuat perbaikan keselamatan sektor penerbangan sipil.

Dalam gambar yang dibagikan oleh Xinhua, kantor berita resmi China, tenda-tenda sementara terlihat di sekitar lokasi kecelakaan untuk upaya penyelamatan.

Analis penerbangan yang berbasis di AS Robert Mann dari R.W. Mann & Company mengatakan penyelidik akan membutuhkan perekam data penerbangan untuk memahami apa yang mungkin menyebabkan penurunan mendadak yang disarankan oleh data Automatic Dependent Surveillance-Broadcast (ADS-B).

Pesawat jenis Boeing 737-800 disebut-sebut merupakan yang paling aman. Hal itu berbeda dengan Boeing Max yang dilarang terbang secara global setelah serangkaian kecelakaan beberapa tahun lalu.

Perusahaan kedirgantaraan mengatakan "ahli teknis kami siap membantu penyelidikan yang dipimpin oleh Administrasi Penerbangan Sipil China."

China Eastern Airlines Kandangkan Boeing 737-800

Sementara, mengutip qz.com,  China Eastern Airlines telah mengandangkan semua pesawat Boeing 737-800 setelah kecelakaan tersebut.

Saham Boeing disebut turun hingga lebih dari 4 persen akibat peristiwa itu.

Kecelakaan yang menimpa pesawat milik China Eastern Airlines ini terjadi tiga tahun setelah model Boeing lainnya, 737 Max, dilarang terbang di seluruh dunia akibat dua kecelakaan fatal.

Pabrikan pesawat telah berupaya memperbaiki reputasinya dengan China, yang telah menunda membiarkan 737 Max melanjutkan layanan di negara tersebut.

Boeing menyatakan keprihatinannya terhadap penumpang dan awak China Eastern

“Pikiran kami bersama penumpang dan awak China Eastern Airlines Penerbangan MU 5735,” kata juru bicara Boeing dalam sebuah pernyataan kepada Quartz.

Baca Juga: Asap Membumbung di Pegunungan, Lokasi Diduga Jatuhnya Pesawat China Eastern Airlines

“Kami bekerja sama dengan pelanggan maskapai kami dan siap mendukung mereka.”

Perusahaan itu mengatakan sedang berkoordinasi dengan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS, dan siap membantu penyelidikan yang dipimpin oleh Administrasi Penerbangan Sipil China.

Administrasi Penerbangan Federal (FAA) juga mengatakan akan membantu upaya penyelidikan jika diminta.

Sementara, pihak China Eastern Airlines dalam sebuah pernyataan menyebut bahwa pihaknya telah mengirim tim kerja ke lokasi kecelakaan.

Perusahaan itu juga membuka hotline untuk anggota keluarga penumpang, tetapi tidak mengatakan jumlah korban tewas dalam kecelakaan itu.

Baik China Eastern maupun Boeing tidak mengidentifikasi penyebab kecelakaan itu, dan upaya penyelamatan dapat diperpanjang karena cuaca buruk.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU