> >

Myanmar Buka Perbatasan untuk Pelancong Internasional Mulai Bulan Depan

Kompas dunia | 19 Maret 2022, 20:54 WIB
Myanmar mengumumkan akan mulai menerima kunjungan pelancong internasional mulai 17 April mendatang, seperti dikatakan pejabat junta militer hari Sabtu, 19 Maret (Sumber: CNN)

YANGON, KOMPAS.TV - Myanmar mengumumkan akan mulai menerima kunjungan pelancong internasional mulai 17 April mendatang, seperti dikatakan pejabat junta militer, Sabtu (19/3/2022).

Keputusan tersebut secara efektif mencabut larangan masuk bagi pelancong asing yang sudah berlaku dua tahun terakhir, seperti dilaporkan France24.

Negara Asia Tenggara itu menutup perbatasannya untuk pengunjung pada Maret 2020 saat awal pandemi virus corona dalam upaya mencegah peningkatan penularan Covid-19.

Myanmar semakin terisolasi setelah kudeta tahun 2021. Negara itu mengalami gelombang besar unjuk rasa berdarah dan tindakan keras militer terhadap perbedaan pendapat.

Hal itu mengakibatkan ekonomi Myanmar, termasuk industri pariwisatanya, terjun bebas masuk jurang.

"Kami akan membuka semua penerbangan internasional pada 17 April dan dapat terbang seperti biasa," kata Komite Pusat Nasional Pencegahan, Pengendalian, dan Pengobatan Penyakit Coronavirus, mengutip penurunan infeksi Covid-19.

Junta militer Myanmar dalam pernyataannya mengatakan, keputusan itu dalam rangka meningkatkan sektor bisnis pariwisata dan untuk kelancaran perjalanan bagi pengunjung yang datang mengunjungi Myanmar.

Baca Juga: Utusan Khusus ASEAN Melawat ke Myanmar Akhir Bulan Ini, Upayakan Penyelesaian 5 Poin ASEAN

Myanmar mengumumkan akan mulai menerima kunjungan pelancong internasional mulai 17 April mendatang, seperti dikatakan pejabat junta militer hari Sabtu, 19 Maret (Sumber: Bloomberg)

Pengunjung akan diminta untuk menjalani karantina penuh selama seminggu, menjalani dua kali tes PCR, dan harus sudah menjalani vaksinasi penuh Covid-19 untuk masuk Myanmar, menurut kementerian kesehatan.

Industri pariwisata Myanmar terpukul berat oleh pandemi Covid-19. Negara itu mencatat 40.000 kasus Covid-19 setiap hari pada puncaknya tahun lalu dan mencatat hampir 20.000 kematian secara total menurut angka resmi.

Meningkatnya kekerasan usai kudeta militer juga merusak bisnis. Banyak perusahaan internasional menarik diri dari negara tersebut.

Lebih dari 1.600 orang rakyat Myanmar dibunuh oleh pasukan keamanan mereka sendiri dan lebih dari 11.000 ditangkap sejak kudeta, menurut kelompok pemantau lokal hak asasi manusia.

Junta militer akhir tahun lalu memberi indikasi akan kembali membuka perbatasan dan kedatangan internasional untuk pelancong pada 2022, berharap untuk mengambil keuntungan dari banyak hari libur tradisional setempat.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV/France24


TERBARU