> >

Amerika Serikat Peringatkan China Agar Tidak Beri Dukungan ke Rusia dalam Perang Lawan Ukraina

Krisis rusia ukraina | 15 Maret 2022, 04:25 WIB
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan pada konferensi pers Gedung Putih, 11 Februari 2022. Presiden Biden mengirim penasihatnya Jake Sullivan untuk berbicara dengan pejabat senior China di Roma pada Senin, 14 Maret 2022. Pertemuan itu terjadi ketika kekhawatiran tumbuh bahwa China memperkuat disinformasi Rusia dalam perang Ukraina. (Sumber: AP Photo/Manuel Balce Ceneta)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat memberi peringatan kepada China untuk tidak mendukung Rusia, termasuk membantu menghindari sanksi Barat terhadap Rusia, karena konsekuensinya sangat mahal bagi China.

Sementara itu, Kremlin membantah laporan pihaknya meminta bantuan peralatan militer China untuk digunakan dalam perang.

Penasihat Presiden Amerika Serikat Jake Sullivan dan penasihat senior kebijakan luar negeri China Yang Jiechi bertemu di Roma, di tengah kekhawatiran Amerika Serikat bahwa China memanfaatkan perang Ukraina untuk memajukan kepentingan jangka panjang Beijing dalam persaingannya dengan Amerika Serikat.

“Penasihat keamanan nasional dan delegasi kami secara langsung dan sangat jelas mengungkapkan keprihatinan kami tentang dukungan China kepada Rusia setelah invasi, dan implikasi bahwa dukungan semacam itu akan berdampak pada hubungan China, tidak hanya dengan kami, tetapi juga dengan seluruh dunia,” klaim Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price, seperti dilaporkan Associated Press, Senin (15/3/2022).

Sebelum pembicaraan, Sullivan dengan blak-blakan memperingatkan China untuk tidak membantu Rusia menghindari hukuman dari sanksi Barat yang saat ini memukul ekonomi Rusia, "Kami tidak akan membiarkan itu berlanjut," katanya. Rusia, bagaimanapun, pada hari Senin membantah membutuhkan bantuan China.

"Tidak, Rusia memiliki potensinya sendiri untuk melanjutkan operasi, yang seperti yang telah kami katakan, sedang berlangsung sesuai dengan rencana dan akan selesai tepat waktu dan penuh," kata Dmitry Peskov, Juru Bicara Presiden Vladimir Putin.

Sementara itu, pejabat Gedung Putih saat ini membahas kemungkinan Biden melakukan perjalanan ke Eropa untuk bertemu dengan sekutu membahas krisis di Ukraina, menurut tiga pejabat AS.

Baca Juga: Rusia Bantah Minta Bantuan Militer China untuk Invasi Ukraina: Kami Punya Kekuatan Sendiri

Penasihat kebijakan luar negeri China Yang Jiechi, berbicara pada sesi pembukaan pembicaraan AS-China di Captain Cook Hotel di Anchorage, Alaska, 18 Maret 2021. Presiden Biden mengirim penasihatnya Jake Sullivan untuk berbicara dengan pejabat senior China di Roma pada Senin, 14 Maret 2022.(Sumber: Frederic J. Brown/Pool via AP)

Prospek China yang menawarkan bantuan keuangan kepada Rusia adalah salah satu dari beberapa kekhawatiran Biden.

Seorang pejabat AS mengatakan dalam beberapa hari terakhir, Rusia telah meminta dukungan dari China, termasuk peralatan militer, untuk terus maju dalam perang yang sedang berlangsung dengan Ukraina.

Pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas hal-hal sensitif, tidak memberikan rincian tentang ruang lingkup permintaan Rusia tersebut.

Rusia mengalami kerugian yang signifikan dari tank, helikopter dan material lainnya sejak dimulainya perang lebih dari dua minggu lalu.

Ukraina, meski dikalahkan oleh pasukan Rusia, dilengkapi dengan baik dengan rudal antitank dan antipesawat.

Pemerintahan Biden juga menuduh China menyebarkan disinformasi Rusia yang bisa menjadi dalih bagi pasukan Putin untuk menyerang Ukraina dengan senjata kimia atau biologi.

Invasi Rusia ke Ukraina menempatkan China di tempat yang sulit dengan dua mitra dagang terbesarnya: AS dan Uni Eropa.

Baca Juga: Usulan Zelensky agar Perundingan dengan Putin Digelar di Yerusalem Dinilai sebagai Lawakan

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova. Presiden Biden mengirim penasihatnya Jake Sullivan untuk berbicara dengan pejabat senior China di Roma pada Senin, 14 Maret 2022. (Sumber: Russian Foreign Ministry Press Service via AP, File)

China membutuhkan akses ke pasar tersebut, namun juga menunjukkan dukungan untuk Moskow, bergabung dengan Rusia dengan menyatakan mereka berdua terlibat dalam persahabatan “tanpa batas.”

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Associated Press


TERBARU