Walau Bersitegang Akibat Invasi ke Ukraina, Astronot AS Tetap Bisa Numpang Kapsul Rusia untuk Pulang
Kompas dunia | 15 Maret 2022, 01:05 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menegaskan bahwa astronotnya, Mark Vande Hei tetap bisa menumpang kapsul Rusia untuk pulang ke Bumi. Hal tersebut disampaikan NASA seiring ketengangan Rusia-AS menyusul invasi ke Ukraina sejak 24 Februari lalu.
Astronot Vande Hei sendiri telah menghabiskan waktu di antariksa selama hampir setahun. Pada 30 Maret mendatang, ia dijadwalkan menumpang kapsul Soyuz bersama dua kosmonot Rusia yang akan mendarat di Kazakhstan.
Sebelumnya, sanksi tegas AS terhadap Rusia membuat Badan Antariksa Federal Rusia (Roscosmos) mengancam Gedung Putih. Mereka mengancam akan meninggalkan astronot AS di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Ketegangan ini membuat Washington khawatir kerja sama damai dengan Rusia tentang eksplorasi luar angkasa yang telah berlangsung berdekade-dekade terancam.
Rusia dan AS sendiri merupakan operator utama di ISS selama 21 tahun terakhir. NASA, beserta negara-negara Eropa, Jepang, dan Kanada ingin ISS melanjutkan operasi hingga 2030, tetapi Rusia tidak berkomitmen terlibat setelah tanggal berakhirnya operasi pada 2024.
Baca Juga: Gawat, Rusia Ancam Tinggalkan Astronot AS di Luar Angkasa, Balasan atas Sanksi Penyerangan Ukraina
Hingga keberhasilan SpaceX pada 2020, astronot AS rutin menumpang di kapsul Soyuz Rusia untuk mengorbit, membayar puluhan juta dolar per kursi.
NASA dan Roscosmos sendiri sedang membahas barter tumpangan kapsul. Rencananya, kedua pihak akan membuat sistem tentang tumpangan astronot Rusia di SpaceX dan astronot AS di Soyuz.
Momen Canggung bagi Vande Hei
Vande Hei memecahkan rekor astronot AS dengan satu perjalanan luar angkasa terlama, yakni 340 hari per Selasa (15/3) dan 355 hari saat pulang ke Bumi pada 30 Maret mendatang.
Rekor perjalanan luar angkasa terlama sendiri dipegang astronot Rusia, yakni 438 hari di luar angkasa dalam satu perjalanan.
Baca Juga: Scott Kelly Mantan Astronaut NASA Kembalikan Medali ke Rusia, Ini Alasannya
Di ISS, Vande Hei ditemani dua kosmonot Rusia, Pyotr Dubrov dan Anton Shkaplerov. Dua kosmonot ini akan digantikan tiga kosmonot Rusia yang diberangkatkan dari Kazakhstan pada Jumat (18/3) mendatang.
Pada Februari lalu, ketika Rusia menyerang Ukraina, Vande Hei mengaku suasana jadi agak canggung dengan dua koleganya, Dubrov dan Shkaplerov. Mereka berupaya menghindari pembicaraan tentang Ukraina.
“Kami tidak bicara banyak tentang itu. Saya tidak yakin kami ingin membicarakannya,” kata Vande Hei dalam wawancara televisi pada Februari lalu sebagaimana dikutip Associated Press.
Vande Hei sendiri belum bersuara terkait ancama-ancaman yang dilontarkan Direktur Jenderal Roscosmos Dmitry Rogozin belakangan ini. Rogozin membuat serangkaian pernyataan agresif yang mengindikasikan kerja sama antariksa Rusia-AS akan berakhir.
Sementara itu, kalangan antariksawan AS cenderung berharap ketegangan Rusia-AS tak sampai mengakhiri kerja sama di luar angkasa.
“Kita perlu contoh bahwa kedua negara yang secara historis cenderung tidak bersahabat, bisa bekerja di suatu tempat dengan damai. Dan tempat itu adalah ISS. Itulah mengapa kita harus berjuang untuk mempertahankannya,” kata pensiunan astronot NASA, Scott Kelly kepada Associated Press.
“Akan menjadi hari sedih bagi operasi internasional jika kita tidak bisa meneruskan operasi secara damai di antariksa,” tukas kepala penerbangan antariksa manusia NASA, Kathy Lueders.
Washington sendiri merupakan salah satu pihak yang paling tegas menyanksi Rusia sebagai buntut invasi ke Ukraina. Pekan lalu, Gedung Putih resmi melarang impor minyak dan gas alam dari Rusia.
Selain itu, perusahaan-perusahaan swasta asal AS juga ramai-ramai hengkang dari Rusia, menimbulkan kerugian ekonomis bagi masyarakat.
Betapa pun, menurut profesor emeritus Universitas John Logsdon, invasi ke Ukraina akan menandai berakhirnya kerja sama berdekade-dekade antara Rusia-AS di luar angkasa.
“Rusia sudah bergerak mendekati China, dan situasi terkini mungkin akan mempercepat langkah itu,” katanya.
Baca Juga: Mayoritas Publik Indonesia Dukung Invasi Rusia, Pakar Khawatir 'Bangsa Kita Dicap Hipokrit'
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press