> >

Meski Enggan Kecam Rusia, China Kirim Bantuan Kemanusiaan Senilai Rp11,3 Miliar ke Ukraina

Krisis rusia ukraina | 9 Maret 2022, 18:34 WIB
Ilustrasi. Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing, 4 Februari 2022. Pada Rabu (9/3/2022), China mengumumkan tengah mengirim bantuan kemanusiaan ke Ukraina. (Sumber: Alexei Druzhinin/Sputnik via Associated Press)

BEIJING, KOMPAS.TV - Pemerintah China mengaku tengah mengirimkan bantuan kemanusiaan berupa makanan dan kebutuhan sehari-hari ke Ukraina. Besaran bantuan Beijing disebut senilai lima juta yuan atau sekitar Rp11,3 miliar.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menyatakan bahwa paket awal bantuan telah dikirimkan ke Palang Merah Ukraina, Rabu (9/3/2022). Pengiriman selanjutnya akan dilakukan “secepat mungkin.”

China sendiri selama ini enggan mengutuk atau ikut memberi sanksi Rusia atas invasi ke Ukraina. Beijing mengaku akan terus bekerja sama dengan Moskow.

“Menjatuhkan sanksi di setiap kesempatan tidak akan menghadirkan perdamaian dan keamanan, tetapi menyebabkan kesulitan serius terhadap ekonomi dan kehidupan di negara terkait,” kata Zhao dikutip Associated Press.

Zhao menegaskan, China dan Rusia akan “terus menjalankan kerja sama perdagangan normal, termasuk perdagangan minyak dan gas dalam semangat saling menghormati, kesetaraan, dan saling menguntungkan.”

Baca Juga: China Desak AS Jelaskan Detail Lab Biologis di Ukraina, Kedutaan Buka Suara

Perdagangan timbal balik China-Rusia sendiri dilaporkan naik hampir 40% sepanjang dua bulan pertama 2022.

Pada awal invasi lalu, China mencabut pembatasan terhadap impor gandum dari Rusia, menyediakan angin segar bagi ekonomi Moskow di tengah sanksi ekonomi ketat.

Akibat invasi ke Ukraina, Rusia disanksi berbagai negara. Sejumlah bank Rusia didepak dari layanan transaksi finansial global, SWIFT.

Pada Selasa (8/3) lalu, Amerika Serikat (AS) menambah sanksi ekonomi bagi Rusia, yakni melarang impor minyak dan gas alam dari negara itu.

Sejak konflik Ukraina meletus, China cenderung menyalahkan AS dan NATO sebagai penyebab pertempuran ini. Beijing menyebut Washington gagal merespons kekhawatiran “logis” Rusia tentang ekspansi NATO ke Eropa Timur.

Baca Juga: CIA Nilai Presiden Rusia Vladimir Putin Meremehkan Kekuatan Perlawanan Ukraina


 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU