> >

Gempur PLTN, Dubes PBB Ukraina Tuduh Rusia Lakukan Terorisme Nuklir

Krisis rusia ukraina | 5 Maret 2022, 12:51 WIB
Duta besar Ukraina untuk PBB, Sergiy Kyslytsya bicara dalam rapat darurat Dewan Keamanan PBB di New York, Jumat (4/3/2022). Kyslytsya menuduh Rusia melakukan terorisme nuklir usai menyerang PLTN terbesar di Ukraina. (Sumber: Richard Drew/Associated Press)

NEW YORK, KOMPAS.TV - Duta besar Ukraina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Sergiy Kyslytsya menuduh Rusia melakukan “aksi terorisme” nuklir karena menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terbesar di Ukraina.

Hal tersebut disampaikan Kyslytsya dalam rapat darurat Dewan Keamanan PBB pada Jumat (4/3/2022), setelah Rusia merebut PLTN Zaporizhzhia.

Rusia dilaporkan menggempur PLTN Zaporizhzhia hingga menyebabkan kebakaran. Kyslytsya menyebut beberapa staf PLTN terluka dan meninggal akibat serangan Rusia.

Sebaliknya, perwakilan Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia menyebut “kelompok sabotase Ukraina” bertanggung jawab atas kebakaran di Zaporizhzhia. Namun, klaim ini langsung dibantah. Kyslytsya menyebut utusan Rusia itu disesatkan pemerintahnya sendiri.

Baca Juga: Peringatan Zelensky atas Serangan Tentara Rusia ke PLTN Ukraina: akan Jadi Bencana Seluruh Eropa

“Amat mengkhawatirkan bahwa ada beberapa pekerja yang bertanggung jawab menjaga keamanan nuklir di lokasi dilaporkan terbunuh oleh tentara Rusia,” kata Kyslytsya.

“Belum ada personel pengganti sejak kemarin pagi,” lanjutnya.

PLTN Zaporizhzhia bukan hanya pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Ukraina, melainkan juga Eropa. PLTN ini memiliki enam reaktor.

Pada awal invasi, Rusia juga menyerang PLTN non-aktif Chernobyl, tempat bencana nuklir besar terjadi pada 1986.

Kyslytsya pun membeberkan sejumlah kerusakan operasional akibat gempuran Rusia. Ia menyebut sejumlah bangunan rusak dan koneksi telepon ke PLTN terganggu.

Kyslytsya menambahkan, operasi sejumlah reaktor juga terganggu. Reaktor Unit 1 disebutnya “mati dan gedung utamanya rusak.”

Sementara itu, Unit 2 dan 3 “telah terputus dari jaringan listrik” dan kini sedang didinginkan. Unit 5 dan 6 juga didinginkan, sedangkan Unit 4 beroperasi dengan kapasitas 690 megawatt.

Kyslytsya menuduh Rusia sengaja menyerang fasilitas nuklir, melanggar berbagai perjanjian internasional.

Badan pengawas nuklir PBB, Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) menyebut tidak ada kerusakan berbahaya di Zaporizhzhia akibat serangan Rusia.

“Kami menganggap, dari sudut pandang teknis, operasi berlanjut secara normal, meskipun seperti yang telah saya tekankan kepada dewan gubernur IAEA, tentu saja tidak yang normal tentang situasi ini ketika ada pasukan militer yang bertanggung jawab di lokasi," kata Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi dikutip CNN.

Baca Juga: Zelensky Murka NATO Tak Mau Tetapkan Zona Larangan Terbang di Ukraina


 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press/CNN


TERBARU