Inggris Akhiri Seluruh Pembatasan Covid, termasuk Kewajiban Isolasi dan Penggunaan Masker
Kompas dunia | 25 Februari 2022, 05:15 WIBLONDON, KOMPAS.TV – Di tengah ketegangan invasi Rusia ke Ukraina, Inggris mencabut seluruh pembatasan terkait Covid-19 yang diwajibkan pemerintah, Kamis (24/2/2022). Pencabutan itu termasuk kewajiban bagi mereka yang positif Covid-19 untuk melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah.
Melansir Associated Press, mereka yang positif Covid-19 akan tetap disarankan untuk tinggal di rumah selama paling tidak 5 hari. Namun, mulai Kamis (24/2), mereka tak lagi diwajibkan secara hukum untuk melakukan hal itu.
Selain itu, mereka yang memiliki pendapatan lebih rendah, tak lagi menerima dukungan finansial sebagai pengganti pendapatan yang hilang akibat isolasi. Pelacakan kontak mereka yang terinfeksi juga dicabut.
Baca Juga: Pemerintah Inggris Ingin Final Liga Champions Dipindah dari Rusia
Perdana Menteri Boris Johnson pada Senin (21/2) lalu, mengumumkan strategi pemerintah untuk ‘hidup bersama Covid’ dalam jangka panjang. Menurutnya, Inggris tengah bergerak ‘dari pembatasan secara hukum ke tanggung jawab personal’. Akhir pembatasan itu, imbuhnya, menandai akhir dua tahun tergelap dalam sejarah negara itu.
Inggris telah menghapus sebagian besar pembatasan pada Januari, menyusul turunnya angka infeksi dan rawat inap usai lonjakan pada akhir Desember. Penggunaan masker tak lagi diwajibkan di mana pun. Paspor vaksin untuk masuk ke klub malam dan venue lain pun dihapuskan.
Baca Juga: Ratu Inggris Elizabeth II Dipastikan Tertular Covid-19
Sejumlah negara Eropa, termasuk Denmark dan Swedia, baru-baru ini juga mencabut seluruh pembatasan Covid-19.
Sejumlah kritik mempertanyakan bahwa pencabutan seluruh pembatasan itu terlalu dini, terutama kewajiban isolasi. Asosiasi Medis Inggris (BMA) memperingatkan, strategi Johnson gagal melindungi mereka yang paling rentan dan berisiko tinggi sakit parah akibat Covid-19.
Sekitar 85% warga berusia 12 tahun ke atas di Inggris telah divaksinasi secara lengkap, dan sekitar 66% telah menerima dosis booster.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press