> >

Warga Ukraina Respons Peringatan Perang: Kami Pernah Selamat dari Perang Dunia II dan Nazi

Kompas dunia | 16 Februari 2022, 01:00 WIB
Ilustrasi situasi perbatasan Ukraina. Seorang perempuan menggandeng tangan seorang anak saat melintas dari wilayah yang dikendalikan pemerintah Ukraina menuju wilayah yang dikontrol separatis pro Rusia di Stanytsia Luhanska di kawasan Luhansk, bagian timur Ukraina pada 11 Februari 2022. (Sumber: AP Photo/Vadim Ghirda)

VOVCHANSK, KOMPAS.TV - Eskalasi situasi di perbatasan Ukraina ditanggapi dengan santai oleh sebagain warga dekat lokasi kejadian. Di kota Vovchansk, Provinsi Kharkiv, sekitar 10 kilometer dari perbatasan Rusia, warga beraktivitas seperti biasa.

Warga setempat mengaku tidak panik dengan peringatan perang yang mungkin terjadi antara Ukraina dan Rusia.

Akan tetapi, warga Vovchansk juga mengeluhkan lesunya ekonomi akibat eskalasi konflik dengan Rusia. Sejak konflik Rusia-Ukraina meletus pada 2014, mereka mengeluhkan terputusnya perdagangan.

Sebelum Kiev dan Moskow bersengketa, perdagangan lintas perbatasan Ukraina-Rusia terjalin di kota itu. Kini, perdagangan sepi sebagai dampak konflik politik antarnegara terhadap kota berpenduduk 20.000 jiwa tersebut.

“Kami punya sangat sedikit uang, sangat sedikit pekerjaan, tetapi perang tidak terjadi juga,” kata seorang pedagang pasar kepada BBC.

Baca Juga: Sepotong Harapan: Kremlin Pertimbangkan Jalur Diplomatik untuk Krisis Ukraina

Warga Vovchansk sendiri menduga invasi tidak akan benar-benar terjadi. 

Sebagian pemuda kota ini terlibat konflik separatis di kawasan Donbass. Menurut Mykola, salah satu warga setempat, awalnya warga tidak percaya bahwa kelompok separatis itu disokong Rusia.

“Namun kemudian, banyak pemuda sini direkrut tentara (Ukraina) dan bertugas di area Donbass, jadi mereka tahu lebih baik,” kata Mykola.

Mykola menambahkan, sebagian besar warga Vovchansk bersikap “sangat patriotis” terkait konflik Rusia-Ukraina.

Di lain sisi, ia menyebut warga setempat tidak akan bisa kabur jika konflik terjadi. Namun, ia optimistis bahwa mereka tetap akan sintas.

“Ya, kami mendengar ancaman invasi dari media dan politikus. Namun kami berpikir itu tidak akan terjadi. Bagaimanapun, rakyat biasa tidak punya tempat untuk pergi,” kata Mykola.

“Orang-orang di sini pernah selamat dari Perang Dunia Kedua dan pendudukan Nazi. Jadi mereka akan tetap hidup entah bagaimana,” pungkasnya.

Pada Selasa (15/2), Rusia mengumumkan menarik sebagian pasukan yang berlatih di Belarusia, dekat perbatasan Ukraina.

Akan tetapi, NATO menyebut itu belum cukup untuk deeskalasi. NATO meminta Kremlin menarik pasukan dalam “jumlah substansial”.

“Terdapat tanda-tanda dari Moskow bahwa diplomasi akan berlanjut. Ini memberi dasar untuk optimisme yang hati-hati. Namun sejauh ini, kita belum melihat tanda deeskalasi apa pun dari pihak Rusia,” kata Sekjen NATO Jens Stoltenberg, Selasa (15/2).

Baca Juga: Berlaga di Olimpiade Beijing, Kontingen Atlet Ukraina Serukan Perdamaian


 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : BBC


TERBARU