> >

Pemberontak Houthi Serang Bandara Arab Saudi dengan Drone, 12 Terluka

Kompas dunia | 11 Februari 2022, 02:05 WIB
Bandara kota Abha di Arab Saudi yang diserang drone atau pesawat tak berawak kelompok Houthi di Yaman. 12 orang terluka akibat serangan tersebut, karena tertimpa langit-langit bandara. (Sumber: Arab News)

RIYADH, KOMPAS.TV Koalisi pimpinan Saudi yang berperang di Yaman mengatakan 12 orang terluka akibat puing-puing yang berjatuhan dari upaya serangan pesawat tak berawak, Kamis (10/2/2022) di sebuah bandara di wilayah Abha, Saudi selatan dekat perbatasan Arab Saudi dengan Yaman, seperti dilaporkan Associated Press.

Beberapa jam kemudian, pemberontak Houthi Yaman yang didukung Iran, yang memerangi koalisi pimpinan Saudi di Yaman, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Pertahanan udara Saudi menghancurkan pesawat tak berawak yang sarat bom, menurut koalisi.

Televisi pemerintah Saudi dan akun media sosial yang menyertainya menayangkan video dari dalam bandara Abha yang menunjukkan operasi di sana berjalan seperti biasa setelah insiden itu.

Arab Saudi mengatakan, mereka yang terluka dari serangan itu termasuk pelancong dan pekerja di bandara. Dua korban luka merupakan warga Arab Saudi, empat warga Bangladesh dan tiga warga Nepal.

Ada juga masing-masing satu orang dari Sri Lanka, Filipina dan India yang terluka.

Juru bicara pemberontak Yaman, Brigadir Jenderal Yehia Sarie, mencuit di Twitter, pesawat tak berawak Houthi berhasil menghantam target dengan "presisi," bersikeras bandara di Abha digunakan untuk melakukan serangan terhadap Houthi di Yaman.

Baca Juga: AS Kirim Kapal Perusak dan Jet Tempur ke Uni Emirat Arab Menyusul Serangan Pemberontak Houthi Yaman

Salah satu drone yang berhasil dijatuhkan di bandara kota Abha, Arab Saudi. Bandara kota Abha di Arab Saudi yang diserang drone atau pesawat tak berawak kelompok Houthi di Yaman. 12 orang terluka akibat serangan tersebut, karena tertimpa langit-langit bandara. (Sumber: Arab News)

Arab Saudi terlibat perang saudara Yaman sejak 2015, berperang melawan pemberontak Houthi yang menguasai ibu kota, Sanaa, yang menggulingkan pemerintah yang diakui secara internasional dari kekuasaan.

Pada Selasa (8/2), Presiden Joe Biden berbicara dengan Raja Saudi Salman. Gedung Putih mengatakan Presiden dan Raja Salman membahas “serangan yang didukung Iran oleh Houthi terhadap sasaran sipil di Arab Saudi.”

Biden menggarisbawahi komitmen Amerika Serikat dalam mendukung Arab Saudi membela rakyat dan wilayahnya dari serangan semacam itu, tambahnya.

Washington mengutuk serangan Kamis dan mengatakan AS akan bekerja dengan Arab Saudi dan mitra internasional untuk meminta pertanggungjawaban Houthi. “Amerika akan mendukung teman-teman kita di kawasan ini,” kata Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan.

Perang Yaman menewaskan puluhan ribu orang, baik petempur maupun warga sipil, melahirkan krisis kemanusiaan terburuk di dunia saat ini.

Kelompok amal Oxfam minggu ini mengatakan pertempuran selama setahun atas kota strategis Yaman Marib saja membuat sekitar 100.000 orang mengungsi.

Baca Juga: Arab Saudi Tutup Ribuan Sumur, Imbas Kematian Rayan Bocah yang Terjebak di Sumur Sedalam 32 Meter

Salah satu drone yang berhasil dijatuhkan di bandara kota Abha, Arab Saudi. Bandara kota Abha di Arab Saudi yang diserang drone atau pesawat tak berawak kelompok Houthi di Yaman. 12 orang terluka akibat serangan tersebut, karena tertimpa langit-langit bandara. (Sumber: Arab News)

Pertempuran di Marib menyebabkan peningkatan serangan Houthi terhadap Arab Saudi dan Uni Emirat Arab dalam beberapa pekan terakhir.

Uni Emirat Arab adalah bagian dari koalisi yang dipimpin Saudi, dan mendukung milisi Yaman yang memerangi kelompok Houthi. Para pejabat Amerika Serikat bergegas meyakinkan sekutu strategis di Teluk Arab tentang dukungan pertahanan Amerika Serikat bagi mereka.

Amerika Serikat awalnya mendukung upaya Arab Saudi ketika koalisi berusaha mengusir Houthi yang didukung Iran dari ibu kota, Sanaa, dan mengembalikan pemerintahan sebelumnya ke tampuk kekuasaan.

Namun, Presiden Biden sejak itu menjauhkan militer AS dari keterlibatan dalam perang Yaman, di mana kedua belah pihak dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia.

Dalam pembicaraan telepon dengan Biden, Raja Salman membahas pentingnya memperkuat kerja sama keamanan timbal balik dan mengutip dukungan Saudi untuk upaya Amerika Serikat mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.

Gedung Putih mengatakan Biden mengabarkan perkembangan terbaru kepada Raja Salman tentang pembicaraan multilateral yang sedang berlangsung tentang program nuklir Iran.

Raja Salman menekankan perlunya bekerja sama untuk melawan aktivitas destabilisasi proksi Iran di kawasan itu, menurut Saudi Press Agency yang dikelola pemerintah.

Keduanya juga membahas komitmen bersama mereka untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas di pasar minyak karena minyak mentah Brent berada di sekitar $90 per barel.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press/Arab News


TERBARU