Memperingati 2 Tahun Kepergian Li Wenliang, Whistleblower Pertama Covid-19
Kompas dunia | 8 Februari 2022, 18:10 WIBWUHAN, KOMPAS.TV - Ketika virus corona masih belum diidentifikasi pada akhir 2019 lalu, peringatan awal datang dari para dokter di Wuhan, China, episentrum pertama Covid-19.
Salah satu dokter yang vokal menyuarakan ancaman virus seperti SARS yang sangat menular adalah Li Wenliang, dokter mata asal Wuhan.
Li Wenliang meninggal dunia pada 7 Februari 2020 atau dua tahun lalu. Ia meninggal usai terpapar Covid-19.
Upaya Li mengingatkan dunia akan bahaya Covid-19 dulu sempat dibungkam kepolisian setempat. Polisi menegur Li karena menuduhnya mengganggu ketertiban umum.
Akan tetapi, setelah Li meninggal, peringatannya terbukti. Virus seperti SARS yang diperingatkannya pun menyebar ke seluruh dunia.
Baca Juga: Li Wenliang, Dokter yang Pertama Kali Peringatkan Soal Virus Corona Meninggal
Polisi Wuhan meminta maaf usai peringatan Li terbukti dan ia justru meninggal. Namun, warga kadung kesal dengan tindakan polisi. Permintaan maaf sudah terlambat.
“Pergilah minta maaf di kuburan orang itu,” kata seorang wargenet China dikutip AFP via Kompas.com pada Maret 2020 lalu.
“Permintaan maaf ini sudah terlambat, Wenliang tidak bisa mendengarnya,” timpal warganet yang lain.
Siapakah Li Wenliang?
Li Wenliang lahir di Beizhen, Provinsi Liaoning, China pada 12 Oktober 1986. Ia aktif sebagai dokter sejak 2011 hingga kematiannya pada 2020.
Kedua orang tua Li merupakan mantan pegawai perusahaan negara yang dipecat dalam PHK massal pada 1990-an.
Li lulus dari SMA Beizhen dengan nilai-nilai pelajaran yang unggul. Ia kemudian kuliah selama tujuh tahun di Universitas Wuhan, mengambil program gabungan sarjana dan magister.
Begitu lulus, Li bekerja di pusat kesehatan mata di Universitas Xiamen selama tiga tahun. Ia kemudian menjadi dokter mata di Rumah Sakit Pusat Wuhan.
Peran penting Li Wenliang pada awal pandemi
Pada Desember 2019, kalangan medis Wuhan disibukkan oleh wabah penyakit mirip pneumonia. Pusat Pengendalian Penyakit Wuhan mengirimkan peringatan darurat internal tentang penyakit ini pada 30 Desember 2019.
Baca Juga: Petinggi WHO Ungkap Pasien Nol Covid-19 Kemungkinan Terinfeksi Kelelawar di Laboratorium Wuhan
Pada hari yang sama, Li Wenliang yang sedang bertugas menerima laporan diagnostik seorang pasien yang diduga terserang severe acute respiratory syndrome (SARS).
Li kemudian membagikan laporan diagnostik itu kepada para alumni Universitas Wuhan melalui grup WeChat.
Li sendiri tadinya meminta informasi itu dirahasikan terlebih dulu. Namun, diagnostik yang diduga SARS itu menyebar cepat melalui media sosial.
Ia pun digadang-gadang sebagai whistleblower infeksi mirip SARS di Wuhan.
Kepolisian setempat lalu menegurnya pada 3 Januari 2020. Polisi menyebut Li “membuat komentar palsu di internet tentang wabah SARS yang belum dikonfirmasi.”
Polisi menyuruh Li menandatangani surat pernyataan tidak akan mengulangi perbuatannya. Sang dokter pun kembali bekerja pada 8 Januari 2020.
Temuan yang disebarkan Li ternyata amat bermanfaat bagi tetangga China, Taiwan. Pada 31 Desember 2019, saat informasi yang berasal dari Li menyebar, peringatannya ditemukan oleh Wakil Direktur Pusat Pengendalian Penyakit Taiwan, Luo Yijun.
Informasi awal tersebut ditindaklanjuti oleh Luo Yijun. Ia kemudian dapat mengonfirmasi bahwa temuan Li memuat kredibilitas tinggi.
Taiwan kemudian menerapkan langkah-langkah awal pencegahan epidemi. Pada April 2020, Luo Yijun menyampaikan rasa terima kasihnya atas tindakan Li.
Sementara itu, di China, kendati polisi berupaya membungkam Li. Pengadilan Tinggi China membelanya.
Pada 4 Februari 2020, pengadilan memutuskan bahwa delapan warga Wuhan yang menyebarkan informasi awal Covid-19 tidak bisa dihukum. Pasalnya, informasi merekat tidak sepenuhnya salah.
Li Wenliang sendiri terjangkit Covid-19 dari salah satu pasien yang dirawatnya pada 8 Januari 2020. Dua hari kemudian, ia menunjukkan gejala dan mesti dirawat di ICU pada 12 Januari.
Ketika dirawat di rumah sakit, Li berjanji melalui media sosial bahwa ia akan kembali bertugas begitu sembuh. Namun, rumah sakit menyatakan ia meninggal dunia pada 7 Februari 2020 dini hari.
Baca Juga: Sebut Ada Staf Lab Wuhan yang Sakit Mirip Covid-19 Sebelum Wabah, AS Tuduh China Kurang Transparan
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV