> >

Ribuan Pengunjuk Rasa Menentang Pembatasan Covid-19, Ibu Kota Kanada Nyatakan Keadaan Darurat

Kompas dunia | 7 Februari 2022, 07:53 WIB
Pengunjuk rasa berkumpul untuk memprotes aturan yang mewajibkan vaksin COVID-19. Mereka juga memprotes aturan yang memberlakukan pembatasan untuk menghindari penyebaran COVID-19. Aksi berlangsung di Ottawa, Kanada, Sabtu, 5 Februari 2022. (Sumber: Jason Franson/The Canadian Press via AP)

"Konvoi Kebebasan secara damai memprotes kebijakan keras Justin Trudeau, orang gila dari sayap kiri yang telah menghancurkan Kanada dengan aturan COVID yang gila," kata Trump dalam sebuah pernyataan yang dirilis Jumat, seperti dikutip dari The Associated Press.

Para peserta Konvoi Kebebasan berjanji untuk memprotes secara damai dan menghormati hukum. Namun mereka juga berkata akan tetap bertahan dan berdemonstrasi selama diperlukan.

Gerakan itu dipicu oleh aturan yang diperkenalkan bulan lalu tentang kewajiban bagi pengemudi truk untuk divaksin COVID-19, ketika melintasi perbatasan AS-Kanada.
Sejak saat itu, para pengunjuk rasa berkumpul di pusat kota Ottawa dekat Parliament Hill.

Mereka menuntut agar kewajiban itu diakhiri secara nasional. Mereka juga menentang pemerintah Perdana Menteri Justin Trudeau.

Meskipun demikian, dikutip dari BBC, sebuah jajak pendapat baru-baru ini oleh Abacus Data menunjukkan 68% orang Kanada merasa memiliki sangat sedikit kesamaan pemikiran dengan para pengunjuk rasa. Sementara sebanyak  32% mengatakan mereka memiliki banyak kesamaan pemikiran dengan para pengemudi truk.

Baca Juga: Kasus Omicron Bakal Tembus Rekor, Kanada Tutup Sekolah dan Restoran Dalam Ruangan

Protes tandingan pun di lakukan oleh ratusan petugas kesehatan di Toronto. Mereka berbaris dari University of Toronto ke Hospital Row di yang berada di dekat badan legislatif.

Warga Kanada mengeluhkan pemogokan ini menghambat lalu lintas. Mereka juga mengkhawatirkan aksi demonstrasi yang berlarut-larut akan mengarah pada kasus pelecehan dan bahkan kekerasan.

Sedangkan polisi mengatakan, mereka prihatin tentang bagaimana konvoi itu menarik retorika ekstremis.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press, BBC


TERBARU