> >

Kesulitan Belajar Daring, Sekolah-Sekolah Nepal Minta Pembelajaran Tatap Muka

Kompas dunia | 6 Februari 2022, 18:50 WIB
Ilustrasi. Warga Kathmandu, Nepal, mengantre untuk divaksin pada 20 Januari 2022 lalu. Seiring kasus Covid-19 yang menurun, guru dan siswa di Nepal minta pembelajaran tatap muka dibuka kembali. (Sumber: Niranjan Shrestha/Associated Press)

KATHMANDU, KOMPAS.TV - Sekolah-sekolah di Nepal menuntut pemerintah kembali memberlakukan pembelajaran tatap muka. Tuntutan tersebut dikarenakan sekolah dan siswa merasa kesulitan dengan pembelajaran daring.

Pembelajaran daring di Nepal telah berlangsung selama beberapa pekan akibat tren kasus Covid-19 yang naik. Pada Januari 2022, kasus Covid-19 di Nepal memuncak seiring persebaran varian Omicron.

Kini, tren kasus sudah mulai turun. Tren kasus Covid-19 di Nepal konsisten turun sepekan terakhir.

Para guru pun meminta pemerintah mempertimbangkan pembelajaran tatap muka kembali. Pasalnya, pembelajaran daring hanya bisa efektif dilakukan bagi siswa yang tinggal di daerah urban.

Baca Juga: Klaster Sekolah Mulai Bermunculan, PTM Bisa Dihentikan

Akibat pembelajaran daring, kebanyakan siswa terganggu aksesnya dalam menempuh pendidikan.

“Kelas fisik adalah cara termudah belajar dan pilihan terbaik bagi seluruh sekolah. Jadi saya pikir sekolah-sekolah mestinya mengikuti peraturan dan kondisi yang disyaratkan pemerintah untuk dilakukan (terkait pembelajaran tatap muka) di kemudian hari,” kata salah satu kepala sekolah, Prashant Nepal kepada Associated Press, Minggu (6/2/2022).

Para siswa juga berpendapat demikian. Salah seorang siswa, Rubita Karki menyebut pembelajaran tatap muka sebaiknya dilangsungkan dengan protokol kesehatan.

“Sekolah-sekolah harus segera dibuka, tetapi mengikuti protokol kesehatan seperti kewajiban memakai cairan pembersih dan masker wajah oleh setiap guru dan murid,” kata Karki.

Sejak awal 2022, pemerintah Nepal mulai mengetatkan kebijakan pembatasan seiring naiknya kasus. Sekolah-sekolah ditutup. Tempat bisnis pun hanya boleh melayani sedikit konsumen pada waktu bersamaan.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Associated Press


TERBARU