> >

Inilah Koleksi Rudal Korea Utara: Rudal Jelajah, Rudal Hipersonik, dan Rudal Nuklir Antarbenua

Kompas dunia | 1 Februari 2022, 05:05 WIB
Peluru kendali jelajah jarak jauh Korea Utara. Korea Utara menguji coba rudal jelajah jarak jauh di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara pada 25 Januari 2022. (Sumber: Straits Times)

SEOUL, KOMPAS.TV - Korea Utara melakukan uji coba tujuh senjata dalam rentang waktu sangat pendek, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk meluncurkan rudal paling kuatnya, yang terakhir diuji coba tahun 2017.

Negara bersenjata nuklir itu juga mengancam akan memulai kembali uji coba senjata nuklir dan rudal jarak jauh, sambil menyalahkan kebijakan AS yang "bermusuhan" dan membuat mereka melakukan hal tersebut.

Uji coba semacam itu mendapatkan penundaan saat pemimpin Kim Jong Un memulai negosiasi tingkat tinggi dengan Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump. Sayangnya, pembicaraan gagal pada 2019 dan terhenti sejak saat itu.

Uji coba rudal Korea Utara selalu meresahkan. Pasalnya selain berhulu ledak nuklir, rudal milik Pyongyang juga memiliki daya jangkau yang menakutkan.

Rudal apa saja sebenarnya yang mereka miliki? Mari kita jelajahi gudang peluru kendali Korea Utara yang terus berkembang hari demi hari.

Rudal Jelajah

Rudal jelajah didorong oleh jet dan terbang pada ketinggian yang lebih rendah daripada rudal balistik yang lebih canggih.

Korea Utara memiliki berbagai rudal jelajah dengan jangkauan jarak pendek, menengah dan panjang. Tidak seperti rudal balistik mereka, negara itu tidak dilarang menguji rudal jelajah di bawah sanksi PBB saat ini.

Sebuah rudal jelajah yang diuji pada 25 Januari memiliki jangkauan 1.800 kilometer, kata Pyongyang, menempatkan Korea Selatan dan sebagian besar Jepang dalam jangkauan Korea Utara.

Baca Juga: Kim Jong-Un Terus Unjuk Gigi, Korea Utara Luncurkan Rudal Ketujuh dalam Satu Bulan

Sebuah foto oleh Korean Central News Agency Korea Utara menunjukkan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam selama pengujian. (Sumber: Straits Times)

Rudal Balistik Jarak Menengah

Rudal balistik jarak menengah atau IRBM, yang didorong roket pada tahap pertama peluncuran, punya jangkauan sekitar 3.000 km - 5.500 km.

IRBM utama Korea Utara bernama Hwasong-12, sebuah rudal yang cukup kuat untuk menghantam wilayah Amerika Serikat di Guam. Inilah yang diuji coba pada hari Minggu (30/1/2022).

Pyongyang pertama kali berhasil menguji Hwasong-12 pada Mei 2017.

Dewan Kemanan PBB saat ini melarang Korea Utara melakukan uji coba seluruh rudal balistik di bawah sanksi saat ini.

Rudal Balistik Antarbenua

Rudal balistik antarbenua ICBM punya jangkauan minimum 5.500 km dan terutama dirancang untuk pengiriman senjata nuklir.

ICBM utama Korea Utara disebut Hwasong-15, sebuah rudal yang mampu mencapai Alaska di daratan benua Amerika.

Ini pertama kali diklaim telah berhasil menguji senjata pada 4 Juli 2017, di mana Korea Utara mengatakan rudal itu sebagai hadiah untuk Amerika Serikat, dan diumumkan pada Hari Kemerdekaan AS.

Rudal Balistik Kapal Selam

Sebuah rudal balistik yang diluncurkan kapal selam SLBM tentu saja dapat diluncurkan dari kapal selam.

Bila kemampuan SLBM Korea Utara terbukti, maka hal itu akan membawa persenjataan Korea Utara ke tingkat yang baru, memungkinkan penyebaran jauh melampaui semenanjung Korea dan kemampuan serangan kedua.

SLBM operasional Korea Utara disebut Pukguksong-3, dengan perkiraan jangkauan 1.900 km. Tahun lalu, Korea Utara mengumumkan uji coba rudal versi baru yang berhasil.

Tetapi kemampuan peluncuran berbasis laut Pyongyang masih belum jelas. Tes sebelumnya dilakukan dari kapal yang lebih tua, termasuk dari platform terendam, bukan kapal selam yang sebenarnya.

Uji coba penembakan rudal hipersonik di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara pada 5 Januari 2022. (Sumber: Straits Times/KCNA)

Rudal Hipersonik

Rudal hipersonik bergerak dengan kecepatan setidaknya Mach 5, atau lima kali kecepatan suara, dan dapat bermanuver serta meliuk-liuk di tengah penerbangan, membuatnya lebih sulit untuk dilacak dan dicegat.

Bergantung pada desainnya, para analis mengatakan rudal ini dapat membawa hulu ledak konvensional dan nuklir.

Setelah tiga kali uji coba, satu pada September 2021, dan dua bulan Januari ini, Korea Utara mengatakan telah menyelesaikan verifikasi akhir dari rudal hipersonik pertamanya.

Rusia biasanya dipandang sebagai pemimpin dunia dalam teknologi ini, meskipun AS dan China juga telah menguji coba rudal hipersonik.

Senjata Nuklir

Senjata nuklir memperoleh kekuatan penghancurnya dari reaksi nuklir. Semua senjata semacam itu dilarang menurut hukum internasional.

Hanya lima negara, yaitu Cina, Prancis, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat, yang secara resmi diakui memiliki senjata nuklir dan merupakan anggota Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir NPT.

Negara-negara lain, termasuk India, Israel dan Pakistan, diketahui memiliki senjata nuklir tetapi tidak pernah bergabung dengan NPT.

Korea Utara juga diyakini memiliki senjata nuklir, dan melakukan uji coba nuklir keenamnya yang paling kuat pada September 2017.

Perkiraan daya ledak perangkat itu berkisar antara 100 hingga 370 kiloton, jauh melebihi 15 kiloton bom nuklir Amerika Serikat yang menghancurkan Hiroshima pada tahun 1945.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Straits Times


TERBARU