> >

Rusia Geser Lokasi Latihan Pertempuran Laut di Lepas Pantai Irlandia setelah Dublin Meradang

Kompas dunia | 30 Januari 2022, 16:07 WIB
Kapal frigat Admiral Essen Rusia, Rabu (26/1/2022). Rusia akan memindahkan lokasi latihan tempur angkatan laut di lepas pantai Irlandia setelah Dublin mengungkap kekhawatiran tentang latihan tersebut, di tengah perselisihan yang menegangkan dengan Barat mengenai perluasan aliansi NATO. (Sumber: Kementerian Pertahanan Rusia via AP)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia menyatakan akan memindahkan lokasi latihan tempur angkatan laut di lepas pantai Irlandia setelah Dublin mengungkap kekhawatiran tentang latihan tersebut.

Langkah itu diambil di tengah perselisihan yang menegangkan antara Rusia dan Barat mengenai perluasan aliansi NATO, dan kekhawatiran potensi serangan Rusia ke Ukraina, seperti laporan Associated Press, Minggu (30/1/2022).

Latihan angkatan laut yang dijadwalkan pada 3-8 Februari itu awalnya akan digelar di perairan yang berjarak 240 kilometer di sebelah barat daya Irlandia, berada di perairan internasional tetapi dalam zona ekonomi eksklusif.

Irlandia adalah anggota 27 negara Uni Eropa tetapi bukan anggota NATO.

Menteri Luar Negeri Irlandia Simon Coveney minggu ini menyatakan keberatan negaranya dengan latihan perang tersebut.

“Ini bukan waktunya untuk meningkatkan aktivitas dan ketegangan militer dalam konteks apa yang terjadi dengan dan di Ukraina. Fakta bahwa mereka memilih untuk melakukannya di perbatasan barat, jika Anda suka, dari Uni Eropa, di lepas pantai Irlandia, adalah sesuatu yang menurut kami tidak diterima," kata Coveney.

Kedutaan Besar Rusia di Irlandia pada Sabtu (29/1/2022) memposting surat Duta Besar Rusia untuk Irlandia Yuriy Filatov di Facebook yang mengatakan, latihan akan dipindahkan ke luar zona ekonomi Irlandia "dengan tujuan untuk tidak menghalangi kegiatan penangkapan ikan."

Keputusan itu merupakan konsesi yang jarang terjadi di tengah meningkatnya ketegangan seputar penempatan 100.000 tentara Rusia di dekat perbatasan dengan Ukraina dan tuntutan Rusia bahwa NATO berjanji untuk tidak pernah mengizinkan Ukraina bergabung dengan aliansi, menghentikan penggelaran senjata NATO di dekat perbatasan Rusia dan menarik pasukannya dari Eropa Timur.

Amerika Serikat dan NATO secara resmi menolak tuntutan itu minggu ini, meskipun Washington menguraikan area di mana diskusi mungkin dilakukan, sehingga menawarkan harapan bahwa mungkin ada cara untuk menghindari perang.

Presiden Rusia Vladimir Putin tidak membuat pernyataan publik tentang tanggapan Barat tersebut. Namun Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan tanggapan Amerika Serikat itu menyisakan sedikit peluang untuk mencapai kesepakatan, meskipun dia juga mengatakan Rusia tidak menginginkan perang.

Baca Juga: Inggris Ancam Kirim Pasukan Lebih Banyak Jika Rusia Serang Ukraina, Jadi Pesan Untuk Putin

Kendaraan tempur berat Rusia yang tiba di Belarusia pada 29 Januari 2022. Rusia akan memindahkan lokasi latihan tempur angkatan laut ke lepas pantai Irlandia setelah Dublin mengungkap kekhawatiran tentang latihan tersebut, di tengah perselisihan yang menegangkan dengan Barat mengenai perluasan aliansi NATO. (Sumber: Russian Defense Ministry Press Service via AP)

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan pada Jumat (28/1/2022), Vladimir Putin dapat menggunakan sebagian dari kekuatannya untuk merebut kota-kota Ukraina dan "wilayah penting" atau untuk melakukan "tindakan pemaksaan atau tindakan politik provokatif" seperti pengakuan wilayah yang memisahkan diri di dalam Ukraina.

Dua wilayah di Ukraina timur berada di bawah kendali pemberontak yang didukung Rusia sejak 2014, setelah Rusia mencaplok Semenanjung Krimea dari Ukraina.

Seorang anggota parlemen Rusia mendorong penduduk daerah-daerah Ukraina untuk bergabung dengan tentara Rusia, sebuah tanda bahwa Moskow terus mencoba untuk mengintegrasikan wilayah-wilayah itu sebanyak mungkin.

Viktor Vodolatsky, anggota parlemen Rusia itu, Sabtu mengatakan, penduduk di daerah yang dikuasai pemberontak di Ukraina timur takut akan serangan oleh pasukan Ukraina dan mereka yang memegang paspor Rusia akan disambut ke dalam militer Rusia.

“Jika warga Rusia yang tinggal di (wilayah) ingin bergabung dengan Angkatan Bersenjata Rusia, komisariat militer regional Rostov akan mendaftar dan merekrut mereka,” kata Vodolatsky, wakil ketua komite parlemen tentang hubungan dengan tetangga, seperti laporan kantor berita negara Tass.

Rusia menerbitkan paspor kepada lebih dari 500.000 orang di wilayah yang dikuasai pemberontak. Vodolatsky mengatakan, rekrutan akan bertugas di Rusia, tetapi itu membuka opsi mereka dapat bergabung dengan kekuatan invasi apa pun di masa depan.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU