> >

Berlanjutnya Pembangunan Pemukiman Israel di Tanah Palestina Ancam Solusi Dua Negara

Kompas dunia | 30 Januari 2022, 16:43 WIB
Seorang pria memegang sebuah gambar rumah yang hancur dan bendera Palestina dalam demonstrasi solidaritas bagi warga Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur yang berada di bawah pendudukan Israel, Jumat (21/1/2022). Aparat Israel pada Rabu (19/1/2022) mengusir warga Palestina di Sheikh Jarrah yang menyebabkan sekitar 15 orang kehilangan tempat tinggal. (Sumber: AP Photo/Mahmoud Illean)

Ia juga menyebut tentang penghancuran rumah-rumah rakyat Palestina, penyitaan tanah warga Palestina, dan "bahkan mencaplok tanah Palestina."

Malki mendesak DK PBB segera bertindak untuk menyelamatkan solusi dua negara.

"Dengan ketiadaan rasa urgensi, maka bersiaplah untuk menghadiri pemakaman solusi ini, dengan semua konsekuensi seperti kematian bagi kehidupan jutaan orang, warga Palestina dan lainnya," kata Malki seperti dikutip dari The Times of Israel.

Baca Juga: Ramai-Ramai Dukung Emma Watson yang Diserang gegara Unggah Foto Demo Solidaritas untuk Palestina

Israel menduduki Tepi Barat dan Yerusalem Timur dalam Perang Timur Tengah pada 1967.

Sejak saat itu, Israel mulai membangun pemukiman di kedua wilayah yang didudukinya itu.

Menurut Al Jazeera, sekitar 700.000 warga Yahudi Israel tinggal di pemukiman-pemukiman di wilayah pendudukan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

Menurut hukum internasional, Tepi Barat dan Yerusalem Timur merupakan wilayah pendudukan.

Dengan demikian, seluruh pemukiman yang dibangun Israel di wilayah tersebut adalah ilegal. 

"Rakyat Palestina akan bertahan hidup, tapi solusi dua negara mungkin tidak."

"Apa yang akan terjadi kemudian? Apakah kalian akan berubah jadi mendukung solusi satu negara di mana kemerdekaan dan hak-hak yang setara bagi semua orang yang berada di antara sungai dan laut ini? Maka ini akan menjadi satu-satunya pilihan yang tersedia," tegasnya.

Baca Juga: Emma Watson Beri Dukungan untuk Palestina, Diplomat Israel Langsung Mencibir

Penulis : Edy A. Putra Editor : Fadhilah

Sumber : Daily Sabah/The Jerusalem Post/The Times of Israel/Al Jazeera


TERBARU