Begini Rasanya Jadi Jurnalis di Meksiko: Tewas Ditembak meski dalam Pengawasan Polisi
Kompas dunia | 29 Januari 2022, 16:11 WIBBaca Juga: Mengerikan! Kartel Narkoba Meksiko Tembakkan Bom dari Drone ke Markas Saingannya
Menurut Komite untuk Perlindungan Jurnalis, sejak pemerintahan dimulai pada 1 Desember 2018, sedikitnya 32 jurnalis telah tewas terbunuh dan 15 lainnya hilang, kendati ada program perlindungan jurnalis dari pemerintah.
“Perlindungan pemerintah sia-sia,” ujar jurnalis radio dan televisi Tijuana, Odilon Garcia, yang berada dalam program itu selama tiga tahun.
“Mereka memberimu ponsel dan jika sesuatu terjadi, kau bisa menelepon kantor pusat yang lalu memberi tahu polisi yang kemudian menemukanmu. Tapi saat itu, kau sudah keburu mati,” urainya menggerutu.
Masalah Garcia sendiri berakhir saat dua orang yang mengancam keselamatannya, tewas.
Seorang tewas oleh tindakan geng kriminal, dan lainnya tewas akibat Covid-19.
Para jurnalis dan kelompok pengawas melaporkan, ancaman-ancaman yang ada masih belum ditanggapi dengan cukup serius. Pun, saat sesuatu terjadi, polisi kerap bertindak lambat untuk menyelidikinya.
Baca Juga: Mengerikan, 10 Jasad Ditemukan di Dalam Mobil di Luar Kantor Gubernur Meksiko, 2 Orang Ditangkap
Menurut Sekretaris Dalam Negeri Meksiko Alejandro Encinas, lebih dari 90 persen kasus pembunuhan terhadap jurnalis dan aktivis tetap tak terpecahkan.
Di Tijuana, para jurnalis pun berpaling ke sesamanya untuk melindungi diri. Mereka membentuk kelompok, salah satunya seperti ‘Yo sí soy periodista’ atau ‘Ya saya seorang jurnalis’.
Kelompok ini memiliki grup WhatsApp dan saling memperingatkan satu sama lain jika ada hal yang mengancam dan tentang keberadaan mereka.
Lourdes mendapat perlindungan negara bagian dan polisi ditugaskan berpatroli di sekitar kediamannya.
Namun, “mereka cuma lewat sesekali saja,” ujar Garcia, yang mengenal Lourdes sejak 1989 saat keduanya menapaki karir sebagai jurnalis di Tijuana.
Seperti Lourdes, Garcia pun tak yakin keselamatannya terjamin. Yang ia tahu, kematian sejumlah jurnalis itu berbuah dampak mengerikan, terutama pada jurnalis-jurnalis muda.
“Banyak orang yang takut,” ujar Garcia.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Gading-Persada
Sumber : Associated Press