AS Ancam Putus Pipa Gas Nord Stream 2 jika Rusia Serang Ukraina
Kompas dunia | 28 Januari 2022, 14:04 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV – Amerika Serikat (AS) telah memperingatkan untuk menghentikan pembukaan pengoperasian pipa gas utama Nord Stream 2 dari Rusia ke Eropa Barat, jika Rusia menginvasi Ukraina.
Pipa gas Nord Stream 2 itu akan melintas dari Rusia ke Jerman. Pada Kamis (27/1/2022), para pejabat Berlin menyatakan, proyek itu terancam sanksi jika Rusia menyerang Ukraina.
Para sekutu Barat mengancam akan menyasar ekonomi Rusia jika negeri beruang merah itu menginvasi tetangganya.
Rusia pun membantah merencanakan serangan ke Ukraina.
Namun, pengerahan puluhan ribu pasukan Rusia di perbatasan Ukraina selama beberapa pekan belakangan telah meningkatkan ketegangan di kawasan itu.
Pun, mempertebal ketakutan akan adanya invasi.
Baca Juga: Perusahaan Besar AS Tekan Joe Biden dan Kongres untuk Berhati-hati Jatuhkan Sanksi Rusia
“Saya ingin (menyatakan) dengan sangat jelas: jika Rusia menginvasi Ukraina dengan satu cara atau cara lainnya, (proyek) Nord Stream 2 tidak akan berjalan maju,” ujar juru bicara departemen luar negeri AS Ned Price pada NPR, seperti dikutip dari BBC, Jumat (28/1/2022).
Namun, Price menolak memaparkan secara detail bagaimana proyek itu akan dihentikan, atau apakah AS memiliki kekuatan untuk membatalkan proyek itu.
“Kami akan bekerja dengan Jerman untuk memastikan (proyek) itu tidak bergerak maju,” ujar Price.
Namun, kendati AS bersikeras akan menghentikan pembukaan pipa sepenuhnya, Jerman hanya menyatakan bahwa pihaknya tak mengesampingkan sanksi terhadap proyek itu.
Baca Juga: Serbia Resmikan Jalur Pipa Gas Rusia Abaikan Oposisi Amerika Serikat
Pada Parlemen, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan bahwa para sekutu Barat tengah ‘mengerjakan paket sanksi berat’ yang meliputi aspek ‘termasuk Nord Stream 2’.
Namun, Baerbock mengimbuhkan, ia lebih suka ‘meneruskan dialog’ dengan Moskow.
Komentar ini dilontarkannya setelah Duta Besar Jerman untuk AS Emily Haber mencuit, “tak ada yang akan tak dipertimbangkan, termasuk Nord Stream 2, jika Rusia melanggar kedaulatan Ukraina”.
Pembangunan pipa sepanjang 1.225 kilometer itu memakan waktu lima tahun dan menghabiskan biaya hingga 11 miliar dollar atau sekitar Rp158 triliun.
Pipa yang melintas di bawah Laut Baltik itu dirancang untuk meningkatkan ekspor gas Rusia ke Jerman dua kali lipat.
Tetapi hingga kini, pipa itu belum juga mulai beroperasi. Pada November lalu, regulator menyatakan bahwa proyek itu melanggar hukum Jerman, hingga pengoperasiannya pun ditangguhkan.
Baca Juga: Alasan Jerman Tolak Persenjatai Ukraina: Terkait Sejarah Perang Dunia dan Kontrak Gas dengan Rusia
Bisnis-bisnis utama Eropa telah berinvestasi besar-besaran pada proyek Nord Stream 2, yang digarap di bawah pemerintahan mantan Kanselir Jerman Gerhard Schroder.
Namun, banyak kelompok yang keberatan dengan rencana proyek itu.
Para aktivis lingkungan mempertanyakan bagaimana proyek itu akan sejalan dengan upaya Jerman memangkas emisi dan mengatasi perubahan iklim bikinan manusia.
Sementara, para politisi di dalam dan luar negeri khawatir, proyek itu justru akan meningkatkan ketergantungan Eropa pada energi Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sendiri sebelumnya menggambarkan pipa itu sebagai ‘senjata geopolitik yang berbahaya’.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Gading-Persada
Sumber : BBC