> >

Boeing Rugi Rp52 T karena Pengiriman 787 Dreamliner Terlambat

Kompas dunia | 27 Januari 2022, 15:49 WIB
Boeing 787 Dreamliner. (Sumber: New York Post)

CHICAGO, KOMPAS.TV - Produsen pesawat asal Amerika Serikat, Boeing, melaporkan kerugian sebesar 4 miliar dollar AS di kuartal IV 2022. Jika dirupiahkan, kerugian Boeing itu sekitar Rp57,2 triliun (kurs Rp 14.300).

Mengutip dari New York Post, Kamis (27/1/2022), kerugian itu disebabkan masalah pengiriman pesawat 787 Dreamliner, yang laris di pasaran. Boeing tidak bisa mengirim pesawat tersebut ke konsumen sejak tahun lalu, karena masalah kontrol kualitas.

Pengiriman terakhir dilakukan Boeing pada Juni 2021, sehingga total pesawat 787 Dreamliner yang dikirim hanya 14 unit. Karena terlambat mengirim, perusahaan pun membayar kompensasi kepada konsumen sebesar 3,5 miliar dollar AS.

Salah satu maskapai yang menerima kompensasi tersebut adalah American Airlines. Maskapai itu harus membatalkan sejumlah jadwal penerbangan, karena pesawat yang dipesan tak kunjung tiba.

Baca Juga: Garuda Indonesia Mulai Siapkan Boeing 777 dan Airbus 330 untuk Jemaah Haji Indonesia

Penundaan pengiriman juga menyebabkan biaya produksi pesawat naik 2 miliar dollar AS.

"Kami maju melalui upaya komprehensif untuk memastikan setiap pesawat dalam sistem produksi kami sesuai dengan spesifikasi kami yang tepat. Upaya ini terus memengaruhi pengiriman dan hasil keuangan kami, tetapi kami sepenuhnya yakin itu adalah hal yang benar untuk dilakukan," kata CEO Boeing Dave Calhoun.

Di sisi lain, Boeing berhasil meningkatkan penjualan sejak 2019. Di tahun tersebut, Boeing mulai tersandung masalah akibat 737 Max yang jatuh di Indonesia dan Etiopia.

Setelah kejadian itu, seri 737 Max dilarang terbang di seluruh dunia selama 20 bulan. Akibatnya, penjualan pesawat Boeing anjlok.

Baca Juga: Larangan Terbang Dicabut, Boeing 737 MAX Boleh Kembali Mengudara di Indonesia

Sejumlah maskapai sudah mendesak Boeing agar mengirimkan 787 Dreamliner pada April tahun ini. Namun,  perusahan belum bisa memberikan tanggal pasti pengiriman.

Pasalnya, mereka masih menunggu hasil uji kontrol kualitas pesawat dari Federal Aviation Administration (FAA). Sepertinya, Boeing tidak ingin mengulangi kesalahan dalam produksi 737 Max.

"Saya tidak ingin mendahului siapa pun. Semua terserah FAA, dan kami akan membiarkan mereka melakukan apa yang harus mereka lakukan," ujar Calhoun.

Baca Juga: Mengerikan! Bodi Boeing 737 Berlumuran Darah dan Bercecer Bangkai Gara-gara Tabrak Kawanan Burung

 

Penulis : Dina Karina Editor : Vyara-Lestari

Sumber : New York Post


TERBARU