Inggris Ternyata Tetap Tak Akan Kirim Pasukan jika Rusia Menyerang, Padahal Mengaku Dukung Ukraina
Kompas dunia | 24 Januari 2022, 08:27 WIBLONDON, KOMPAS.TV - Inggris kembali menyatakan bahwa mereka kemungkinan besar tetap tak akan kirim pasukan jika Rusia menyerang Ukraina.
Meski begitu, Inggris menegaskan bahwa pihaknya tetap memberikan dukungannya terhadap Ukraina.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Perdana Menteri Inggris Dominic Raab.
Raab menegaskan Inggris dan NATO akan memberikan sanksi ekonomi dan finansial jika Rusia tetap menyerang Ukraina.
Baca Juga: Dituding Inggris Ingin Dongkel Pemerintahan Ukraina, Rusia: Berhenti Sebarkan Omong Kosong!
“Kami akan mendukung mereka untuk mempertahankan diri,” katanya dikutip dari Sky News, Minggu (23/1/2022).
“Tetapi juga, komunitas internasional dari aliansi NATO di barat, kami akan bahu-membahu mengatakan bahwa akan ada konsekuensi serius jika Rusia mengambil langkah maju, menginvasi dan membuat rezim boneka,” katanya.
Meski begitu, ia menegaskan Inggris tetap tak akan mengirim pasukan jika Ukraina menginvasi.
“Sangat tidak mungkin kami melakukannya (mengirim pasukan ke Ukraina), tetapi kami bisa mengatakan kami siap melakukan dan ingin menjalani program latihan untuk mendukung Ukraina melindungi diri, itulah yang benar,” katanya.
Pernyataan Raab ini dilakukan tak lama setelah Kementerian Luar Negeri Inggris menuduh Rusia akan menempatkan pemimpin boneka di Ukraina.
Adalah sosok Yevhen Murayevm, pemilik TV di Ukraina yang dikenal sebagai pendukung Rusia, yang disebut bakal menjadi pengganti Volodymyr Zelensky.
Baca Juga: Mengerikan, Ada 124 Ular di Dalam Rumah Seorang Pria yang Tewas
Tetapi Murayevm menegaskan tuduhan yang ditujukan kepadanya sebagai sebuah kebodohan dan tak berdasar.
Tuduhan adanya niatan Rusia menyerang Ukraina muncul setelah negara itu mengumpulkan ratusan ribu tentaranya di perbatasan Ukraina.
Meski mengaku tak ingin menyerang Ukraina, Rusia meminta NATO dan Amerika Serikat (AS) tak membiarkan Ukraina bergabung dengan aliansi barat tersebut.
Pembicaraan untuk meredakan ketegangan pun telah dilakukan berbagai pihak, namun dikabarkan tak memiliki titik temu.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Sky News