Nekat Beri Salam Nazi di Kamp Konsentrasi Auschwitz, Turis Belanda Ditangkap
Kompas dunia | 24 Januari 2022, 06:03 WIBAUSCHWITZ, KOMPAS.TV - Seorang turis Belanda yang berwisata ke bekas kamp konsentrasi Auschwitz, Polandia, ditangkap setelah memberi salam Nazi.
Perempuan berusia 29 tahun itu membuat gestur salam Nazi di depan gerbang Arbeit Macht Frei (Kerja Membebaskan Anda).
Turis yang namanya tak disebutkan tersebut kemudian didakwa dengan melakukan propaganda Nazi.
Pihak kejaksaan kemudian membebankan denda kepadanya, yang ia setujui untuk membayarnya.
Baca Juga: Demam NFT, Dokter Bedah Paris Jual Foto Sinar X Pasien Korban Tembak Aksi Teror
Kantor Berita Polandia, PAP dikutip dari BBC, Minggu (23/1/2022) mengatakan perempuan itu melakukan gurauan yang buruk.
Ia berpose seperti itu dari foto yang diambil oleh suaminya, yang ikut serta ke tempat tersebut.
Ini bukan pertama kalinya turis asing ditahan karena mempromosikan propaganda Nazi di Polandia, sebuah aksi yang bisa menyebabkan duia tahun di penjara.
Pada 2013, dua pelajar Turki ditahan selama 6 bulan di penjara, dihukum 3 tahun dan denda karena salam Nazi yang sama di Auschwitz.
Nazi membangun kamp konsentrasi di kota yang berada di sebelah selatan Oswiecim itu setelah menduduki Polandia di awal Perang Dunia II pada 1939.
Selama 4,5 tahun, secara sistematis, Nazi telah membunuhi setidaknya 1,1 juta orang di Auschwitz, dengan satu juta di antaranya orang Yahudi.
Semua yang dibawa masuk ke kompleks itu dilaporkan tewas terbunuh lewat kamar gas, disuruh bekerja hingga mati atau terbunuh dalam eksperimen medis.
Baca Juga: Iran Resmi Kembali Punya Hak Suara di Majelis Umum PBB Usai Tunggakan Dibayarkan Korea Selatan
Kebanyakan terbunuh di area kamar gas Auschwitz II-Birkenau.
Sekitar enam juta orang Yahudi terbunuh dalam tragedi Holocaust.
Holocaust adalah kampanye Nazi untuk menghabisi populasi Yahudi di Eropa.
Auschwitz sendiri merupakan pusat dari genosida tersebut. Tentara Uni Sovyet akhirnya menghancurkan kamp tersebut pada 1945.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : BBC