Arab Saudi Sebut Penjara Sasaran Serangan Udara di Yaman Tidak Berstatus Dilindungi dalam Perang
Kompas dunia | 22 Januari 2022, 22:47 WIBDUBAI, KOMPAS.TV — Penjara Yaman yang terkena serangan udara belum dilaporkan ke PBB dan Palang Merah sebagai situs yang dilindungi, atau terlarang menjadi sasaran dalam peperangan. Hal ini dikatakan oleh koalisi pimpinan Arab Saudi, seperti dilansir Associated Press, Sabtu (22/1/2022).
Serangan udara koalisi pimpinan Saudi sebelumnya menghantam sebuah penjara yang dijalankan oleh pemberontak Houthi Yaman pada hari Jumat, menewaskan sedikitnya 82 tahanan dan melukai puluhan lainnya, kata seorang menteri Houthi. Serangan itu merupakan bagian dari serangan udara yang menghempaskan negara termiskin di dunia Arab itu dari internet.
Kampanye intens terjadi setelah Houthi yang didukung Iran, mengeklaim serangan pesawat tak berawak dan rudal yang menyerang ibukota Uni Emirat Arab awal pekan ini. Serangan itu meningkatkan eskalasi dalam konflik di Yaman di mana koalisi pimpinan Saudi, dengan UEA sebagai anggota, memerangi pemberontak Yaman sejak 2015.
Taha al-Motawakel, menteri kesehatan di pemerintahan Houthi yang mengendalikan Yaman utara, mengatakan kepada The Associated Press bahwa 82 tahanan tewas di penjara dan dia memperkirakan jumlahnya akan meningkat karena banyak lainnya terluka parah.
“Dunia tidak bisa diam ketika menghadapi kejahatan ini,” kata al-Motawakel dan meminta organisasi bantuan internasional untuk mengirim staf medis dan bantuan. Dia mengatakan pekerja medis di Yaman telah kelelahan oleh masuknya korban luka akibat serangan, setelah beroperasi dengan sumber daya yang langka selama pandemi.
Koalisi Tuding Penjara Tak Dilaporkan ke PBB dan ICRC sebagai Situs Terlarang
Sabtu pagi, juru bicara koalisi Arab Saudi Brigadir Jenderal Turki al-Malki menuduh kelompok pemberontak Houthi tidak melaporkan penjara tersebut sebagai situs yang dilindungi ke PBB dan Komite Internasional Palang Merah ICRC agar terlarang jadi sasaran serangan militer.
Turki al-Malki mengeklaim, kegagalan Houthi melakukan itu mewakili “pendekatan yang menipu” kelompok Houthi dalam konflik tersebut.
Klaim Al-Malki belum bisa langsung diperiksa silang ke badan internasional.
Baca Juga: Pemberontak Houthi Klaim 70 Tahanan Tewas Akibat Serangan Udara Koalisi Saudi Terhadap Penjara
Serangan udara Saudi lainnya pada hari Jumat di kota pelabuhan Hodeida, kemudian dikonfirmasi oleh foto-foto satelit yang dianalisis oleh AP, menghantam pusat telekomunikasi yang merupakan kunci Yaman ke internet. Serangan udara juga melanda di dekat ibu kota, Sanaa, yang dikuasai Houthi sejak akhir 2014.
Eskalasi itu adalah yang paling intens sejak pertempuran 2018 untuk menguasai Hodeida dan terjadi setelah satu tahun upaya Amerika Serikat dan PBB gagal membawa kedua belah pihak ke meja perundingan.
Basheer Omar, juru bicara ICRC di Yaman, mengatakan, tim penyelamat terus mencari korban selamat di penjara yang dikelola pemberontak di kota utara Sa'ada.
Palang Merah mengevakuasi beberapa yang terluka ke fasilitas kesehatan di tempat lain, katanya. Palang Merah, katanya, menghitung lebih dari 100 orang telah tewas dan terluka.
Koalisi yang dipimpin Saudi mengakui melakukan “serangan udara yang akurat untuk menghancurkan kemampuan milisi” di sekitar pelabuhan Hodeida. Koalisi tidak segera mengonfirmasi menyerang target telekomunikasi, tetapi menyebut Hodeida sebagai pusat pembajakan dan penyelundupan senjata Iran untuk mendukung Houthi.
Iran membantah mempersenjatai Houthi, meskipun para ahli PBB, analis independen dan negara-negara Barat menunjukkan bukti yang menunjukkan hubungan Teheran dengan senjata-senjata tersebut.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press