> >

Iran, Rusia dan China Gelar Latihan Perang Bersama, Ada Apa?

Kompas dunia | 21 Januari 2022, 15:50 WIB
Ilustrasi kapal perang Rusia berlayar di hadapan kapal perang Ukraina, Ternopil, di teluk Sevastopol, Crimea tak jauh dari pangkalan Armada Laut Hitam Rusia. Pada Jumat (21/1/2022), Iran, Rusia, dan China mulai menggelar latihan angkatan laut gabungan di Samudera Hindia. (Sumber: Kompas.com)

TEHERAN, KOMPAS.TV – Iran, Rusia, dan China pada Jumat (21/1/2022) mulai menggelar latihan angkatan laut (AL) bersama di Samudera Hindia untuk meningkatkan keamanan laut.

Media televisi pemerintah Iran melaporkan, sebanyak 11 unit kapal AL Iran berlatih bersama tiga kapal Rusia, termasuk sebuah kapal perusak, dan dua kapal China. Garda Revolusioner Iran juga berpartisipasi dengan mengerahkan sejumlah kapal dan helikopter yang lebih kecil.

Laporan itu menyebut bahwa manuver latihan AL gabungan itu akan digelar di area seluas 17.000 kilometer persegi (km2) di Samudera Hindia bagian utara. Latihan gabungan itu juga termasuk latihan perang malam hari, operasi penyelamatan dan latihan pemadaman kebakaran.

Baca Juga: Inggris Bersiap jika Rusia Serang Ukraina, Pasukan Khusus Rahasia SAS Disiagakan

Mengutip Associated Press, latihan itu merupakan latihan AL gabungan ketiga antara ketiga negara sejak 2019 lalu. Latihan gabungan itu bertepatan dengan kunjungan Presiden Iran Ebrahim Raisi di Rusia yang berakhir pada Kamis (20/1) kemarin.

“Meningkatkan hubungan bilateral antara Teheran dan Moskow akan meningkatkan keamanan kawasan dan arena internasional,” ujar Raisi sekembalinya dari Rusia pada Jumat (21/1), seperti diwartakan IRNA.

Di tengah ketegangan dengan Amerika Serikat (AS), Teheran juga telah berupaya meningkatkan kerja sama militer dengan Beijing dan Moskow. Kunjungan perwakilan AL Rusia dan China ke Iran juga kian meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Inggris Ancam Rusia dan China: Barat akan Bersatu Lawan Kediktatoran

Beberapa bulan belakangan, Iran telah menggelar latihan militer secara teratur, lantaran upaya menghidupkan kembali perjajian nuklir 2015 dengan negara-negara kekuatan dunia, gagal.

Rusia juga tengah berselisih dengan AS dan Barat terkait Ukraina tetangganya. Rusia telah mengirim sekitar 100.000 tentara di perbatasan Ukraina, yang dikhawatirkan akan dikerahkan untuk menginvasi negara bekas pecahan Soviet itu.

Penulis : Vyara Lestari Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU