> >

Produksi Obat Covid Paxlovid, Pfizer Investasi 594 Juta Dollar AS di Prancis

Kompas dunia | 19 Januari 2022, 12:07 WIB
Pfizer umumkan Obat Covid-19 yang disebut Paxlovid kurangi 90 persen risiko rawat inap atau kematian di antara pasien dewasa dengan Covid-19 risiko tinggi yang berkembang menjadi penyakit parah, kata perusahaan AS itu. (Sumber: Financial Times)

SINGAPURA, KOMPAS.TV- Perusahaan farmasi asal Amerika Serikat (AS), Pfizer Inc., akan berinvestasi di Prancis, untuk menambah fasilitas produksi obat antivirus Covid-19, Paxlovid.

Seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (19/1/2022), investasi itu mencapai 520 juta euro atau setara 594 juta dollar AS hingga 5 tahun ke depan.

Pabrik di Prancis itu akan memproduksi bahan aktif obat (API) Paxlovid yang dioperasikan oleh Novasep, mitra Pfizer.

Pfizer mengatakan, permintaan Paxlovid terus meningkat. Pfizer juga mengklaim obat tersebut hampir 90 persen ampuh, untuk mencegah kematian pada pasien Covid dengan risiko tinggi atau yang memiliki penyakit penyerta.

"Novasep akan memproduksi API untuk kegunaan jaringan manufaktur kami, diperkirakan akan berkontribusi pada produksi global hingga 120 juta program pengobatan pada 2022," kata manajemen Pfizer.

Baca Juga: Kerap Ditanyakan, Bolehkah Penerima Vaksin Pfizer Menerima Booster? Ini Jawaban Kemenkes

Pabrik yang terletak di barat daya Prancis itu, akan mulai memasok Paxlovid ke pasar internasional pada kuartal III-2022, atau mulai bulan Juli. Obat tersebut juga diproduksi di pabrik Pfizer yang berada di Irlandia dan Italia.

Sebelumnya pada akhir Desember 2021, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengizinkan penggunaan Paxlovid sebagai obat anti Covid.

"Pil ini harus sesegera mungkin diberikan setelah diagnosis Covid-19 dan dalam waktu lima hari setelah timbul gejala," ujar FDA.

Pasien yang memenuhi syarat mengkonsumsi Paxlovid adalah mereka yang berisiko tinggi berusia 12 tahun ke atas dengan berat badan minimal 39 kilogram dan memiliki hasil tes posiitif Covid-19.

Baca Juga: Anak Sehat Tak Perlu Booster Vaksin Covid-19? Ini Kata Ilmuwan WHO

Paxlovid mengkombinasikan obat antivirus bernama nirmatrelvir dan ritonavir. Dosis penggunaannya yakni tiga pil dikonsumsi dua kali sehari selama lima hari di mulai setelah timbul gejala.

"Otorisasi Paxlovid hari ini merupakan contoh luar biasa lainnya tentang bagaimana sains akan membantu kita pada akhirnya mengalahkan pandemi ini, yang bahkan dalam dua tahun, terus mengganggu dan menghancurkan kehidupan di seluruh dunia," ucap CEO Pfizer Albert Bourla.

"Terapi terobosan ini, yang telah terbukti secara signifikan mengurangi rawat inap dan kematian dan dapat digunakan di rumah, akan mengubah cara kita menangani Covid-19, dan semoga membantu mengurangi beberapa tekanan signifikan yang dihadapi sistem perawatan kesehatan dan rumah sakit kita," tambahnya.

Kepala Ilmuwan Pfizer Mikael Dolsten mengatakan, berdasarkan data analisis akhir tak seorang pun yang terlibat dalam uji coba penggunaan obat Pfizer itu meninggal dunia.

Baca Juga: Presiden Jokowi Ingatkan Masyarakat: yang Sudah 2 Kali Vaksin Segera Ikut Vaksinasi Booster!

"Ini adalah hasil yang menakjubkan. Kita bicara soal jumlah nyawa yang diselamatkan dan pencegahan rawat inap. Tentu saja, jika Anda mengonsumsi ini dengan cepat setelah infeksi, cenderung dapat mengurangi penularan yang dramatis," tutur Dolsten.

Selain Paxlovid, pil Covid-19 buatan perusahaan farmasi Inggris Merck, Molnupiravir, juga telah meminta otorisasi penggunaan darurat kepada FDA.

Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada

Sumber : Channel News Asia

Tag

TERBARU