Varian Omicron Berbahaya Bagi Mereka yang Belum Vaksinasi Covid-19, Kata WHO
Kompas dunia | 13 Januari 2022, 08:39 WIBJENEWA, KOMPAS.TV - Organisasi Kesehatan Dunia WHO pada Rabu (12/1/2022) memperingatkan, Covid-19 varian Omicron berbahaya, terutama bagi mereka yang belum divaksinasi untuk menghadapi virus corona, seperti dilansir Straits Times, Kamis, (13/1/2022)
WHO mengatakan lonjakan global kasus Covid-19 didorong oleh varian Omicron, yang lebih menular daripada varian Delta yang sebelumnya dominan.
Lebih dari 15 juta kasus dilaporkan ke WHO pekan lalu, dengan jutaan kasus lagi diperkirakan tidak tercatat.
Tetapi badan kesehatan PBB itu bersikeras tidak boleh ada yang menyerah pada varian tersebut, menolak anggapan bahwa itu bisa menjadi saluran sambutan untuk mengakhiri pandemi.
“Sementara Omicron menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada Delta, itu tetap virus berbahaya, terutama bagi mereka yang tidak divaksinasi,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers yang dilansir Straits Times, Kamis, (13/1/2022)
Baca Juga: WHO: Setengah Populasi Eropa akan Terinfeksi Covid-19 Varian Omicron dalam Dua Bulan ke Depan
“Kita tidak boleh membiarkan virus ini bebas berkeliaran atau (kita menyerah) mengibarkan bendera putih, terutama ketika begitu banyak orang di seluruh dunia tidak divaksinasi.”
“Sebagian besar” orang yang dirawat di rumah sakit tidak menjalani vaksinasi Covid-19, tambahnya.
Sementara vaksin tetap sangat efektif untuk mencegah kematian dan penyakit Covid-19 yang parah, vaksin tidak sepenuhnya mencegah penularan, kata Tedros.
“Lebih banyak penularan berarti lebih banyak rawat inap, lebih banyak kematian, lebih banyak orang yang tidak bekerja, termasuk guru dan petugas kesehatan, dan menghasilkan lebih banyak risiko munculnya varian lain yang bahkan lebih menular dan lebih mematikan daripada Omicron.”
Tedros mengatakan jumlah korban meninggal di seluruh dunia saat ini stabil di sekitar 50.000 orang per minggu.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV/Straits Times