> >

PM Inggris Akhirnya Akui Hadir di Pesta Saat Lockdown, Minta Maaf tetapi Menolak Mundur

Kompas dunia | 12 Januari 2022, 22:33 WIB
Perdana menteri Boris Johnson mengakui hadir ke pesta ketika Inggris Raya sedang lockdown dalam sesi tanya-jawab di Dewan Rakyat, Rabu (12/1/2022). (Sumber: Tangkapan layar siaran Dewan Rakyat Inggris/PA Media via Associated Press)

LONDON, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Inggris Raya, Boris Johnson mengakui bahwa dirinya menghadiri pesta bersama staf Partai Konservatif ketika masa karantina (lockdown) pada Mei 2020 lalu.

Dalam sesi tanya-jawab di Dewan Rakyat Inggris Raya, Rabu (12/1/2022), Johnson mengakui pelanggaran tersebut dan meminta maaf.

Sebelumnya, poltikus Konservatif itu menolak mengakui pernah berpesta saat lockdown.

Ia selalu berdalih bahwa acara yang dihadirinya adalah “acara kerja” untuk mengapresiasi kerja keras staf.

Akan tetapi, detail pesta tersebut sudah kadung menyebar ke publik.

Johnson pun dihujat tanpa henti oleh masyarakat dan politikus, mulai dari oposisi hingga sebagian dari partainya sendiri.

Boris Johnson didesak untuk terbuka mengenai pelanggaran tersebut.

Ia juga diminta mundur dari pos perdana menteri.

Baca Juga: Waduh, Emmanuel Macron Ejek PM Inggris Boris Johnson Badut

Diketahui pada Mei 2020, Johnson menghadiri pesta kebun di Downing Steeet, kantor perdana menteri Inggris Raya bersama staf Partai Konservatif.

Pesta itu bertajuk “minum-minum dengan pembatasan sosial”.

Undangannya disebar oleh seorang ajudan perdana menteri kepada sekitar 100 orang melalui surel.

Diyakini 30 orang menghadiri pesta. Waktu itu, Inggris Raya sedang memberlakukan karantina ketat.

Perkumpulan publik dibatasi. Seseorang hanya boleh bersama satu orang lain di luar rumah selain kerabat yang satu tempat tinggal.

Rumor pesta ini kemudian memicu skandal partygate yang kini sedang diinvestigasi oleh Sue Gray, PNS senior di Kantor Kabinet Inggris Raya.

Pembelaan Johnson Ofensif ke Rakyat Inggris Raya

Pemimpin Partai Buruh, oposisi pemerintah, menanggapi pengakuan Johnson dengan menyebutnya “pertunjukkan menyedihkan.” 

“Pembelaannya… bahwa dia tidak sadar sedang berada di pesta itu sangat konyol, itu benar-benar ofensif ke publik Inggris Raya,” kata pemimpin Partai Buruh, Keir Starmer.

“Dia akhirnya terpaksa mengakui apa yang sudah diketahui semua orang, bahwa saat seluruh negeri sedang dikarantina, dia malah menggelar pesta mabuk-mabukan di Downing Street. Apakah dia sekarang bisa menjadi sesuatu yang pantas dan mengundurkan diri?” imbuhnya.

Johnson sendiri menolak mengundurkan diri.

Namun, ia mengaku paham dengan respons kemarahan publik yang telah berkorban luar biasa 18 bulan terkini.

“Saya paham kemarahan ini, murka yang mereka rasakan saat orang-orang di Downing Street tidak mengikuti aturan itu,” kata Johnson.

Meskipun mengaku menyesal, politikus 57 tahun ini tidak secara eksplisit mengakui bahwa ia melanggar peraturan tertentu.

Skandal Partygate diyakini membuat posisi Johnson di ujung tanduk.

Sejumlah kalangan di Partai Konservatif bahkan dilaporkan mulai ragu atas penilaian dan kepemimpinan Johnson.

Baca Juga: Muslim Inggris Raya Percepat Pembangunan Masjid Indonesia Pertama di London

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Deni-Muliya

Sumber : Associated Press


TERBARU