> >

Kucing Mufti Serbia yang Wafat Setia Tunggui Makam Tuannya hingga Dua Bulan

Kompas dunia | 12 Januari 2022, 16:49 WIB
Warganet membagikan foto kucing mufti Serbia, Muamer Zukorlic yang setia menunggui makam majikannya. (Sumber: Tangkapan layar Twitter)

NOVI PAZAR, KOMPAS.TV - Mufti komunitas muslim Serbia, Muamer Zukorlic meninggal dunia pada 6 November 2021 lalu. Ribuan pelayat mengantarkan sang mufti ke tempat perisitirahatan terakhir.

Selain rombongan pelayat, kucing Zukorlic juga turut mengantarkan majikannya ke persemayaman. Kucing itu bahkan dilaporkan rutin mengunjungi kuburan.

Foto kucing rumahan yang menunggui makam Zukorlic itu ramai dibicarakan warganet di kawasan Balkan, terutama warga Bosnia-Herzegovina yang mayoritas muslim.

Baca Juga: Mantan TKW Dirikan Rumah Asuh Kucing Liar

Beberapa hari setelah pemakaman, peziarah memotret kucing itu menunggui makam dan membagikannya ke media sosial.

Pada Januari 2022, atau dua bulan setelah kematian Zukorlic, peziarah masih melihat si kucing mengunjungi kuburan.

Kucing itu seolah tidak memedulikan hawa dingin di sekitar makam. Ia meringkuk di kuburan Zukorlic yang terselimuti salju.

Menurut laporan media Serbia, Telegraf, sosok Muamer Zukorlic dikenal sebagai penyayang binatang. Kucing peliharaannya pun rupanya turut menyayanginya.

Muamer Zukorlic meninggal karena serangan jantung pada usia 51 tahun. Ia hendak memberikan kuliah di suatu universitas ketika tiba-tiba merasa sakit.

Menurut laporan media Bosnia, Dnevni avaz, sang mufti dimakamkan di tanah kelahirannya, Arilje, barat daya Serbia.

Muamer Zukorlic merupakan tokoh pemimpin komunitas muslim Serbia. Ia dikenal vokal mengampanyekan rekonsiliasi dan hak-hak etnis Bosnia di Serbia.  

Zukorlic turut mendirikan Akademi Sains dan Seni Bosnia. Setelah menyelesaikan pendidikan di Aljazair, ia menjadi pengajar studi Islam di Novi Pazar, Serbia.

Kematian Zukorlic sendiri diperingati di Novi Pazar dengan satu hari berkabung.

Baca Juga: Mufti Arab Saudi Tolak Resolusi PBB soal Orientasi Seksual, Dinilai Bertentangan dengan Sejarah

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Telegraf


TERBARU