> >

Korea Utara Kembali Uji Coba Rudal Hipersonik, AS Tuding Itu Melanggar Sanksi Dewan Keamanan PBB

Kompas dunia | 12 Januari 2022, 08:37 WIB
Seorang lelaki berlalu di depan layar televisi yang menampilkan ujicoba peluru kendali hipersonik Korea Utara, 11 Januari 2022 (Sumber: France24/Anthony Wallace AFP)

Baca Juga: Di Tengah Kesulitan Akibat COVID-19, Korea Utara Tetap Luncurkan Rudal Hipersonik

Korea Utara meluncurkan rudal hipersonik pada Rabu (5/1/2022). (Sumber: KCNA via AP.)

Sementara itu Rusia, Amerika Serikat (AS), dan China semuanya mengatakan mereka telah berhasil menguji peluru kendali hipersonik, dengan Rusia secara umum dipandang sebagai pemimpin dunia sejauh ini dalam teknologi rudal hipersonik .

Dalam dekade sejak Kim Jong Un mengambil alih kekuasaan, Korea Utara dipandang mencapai kemajuan pesat dalam teknologi militernya dengan mengorbankan sanksi internasional.

Rudal hipersonik tercatat sebagai prioritas utama senjata strategis dalam rencana lima tahun saat ini, dan mengumumkan uji coba pertamanya, peluru kendali Hwasong-8, pada September tahun lalu.

"Kehadiran Kim Jong Un pada uji coba rudal menunjukkan tingkat penyelesaian rudal hipersonik berhasil mencapai tingkat yang memuaskan," sambung Lim Eul-chul, seorang profesor studi Korea Utara di Universitas Kyungnam, Seoul.

Uji coba hari Selasa itu juga dilakukan saat Dewan Keamanan PBB bertemu di New York untuk membahas program senjata Pyongyang.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan peluncuran itu melanggar beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB.

Uji coba hipersonik dilakukan saat Korea Utara menolak untuk menanggapi seruan AS untuk melakukan pembicaraan.

Pada pertemuan penting partai berkuasa Korea Utara bulan lalu, Kim Jong Un berjanji untuk terus membangun kemampuan pertahanan negara itu, tanpa menyebut AS.

Dialog antara Washington dan Pyongyang tetap terhenti dan negara itu berada di bawah serangkaian sanksi internasional atas program nuklir dan rudal balistiknya.

Negara miskin itu juga memblokadi diri sendiri untuk menghadang kepungan Covid-19. Kebijakan tersebut memukul ekonomi Korea Utara.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : France24


TERBARU