> >

Terancam Krisis Listrik, Filipina Desak Indonesia Akhiri Pelarangan Ekspor Batu Bara

Kompas dunia | 10 Januari 2022, 18:17 WIB
Filipina meminta Indonesia mencabut larangan ekspor batu bara, dengan mengatakan kebijakan itu akan merugikan perekonomian yang sangat bergantung pada bahan bakar untuk pembangkit listrik, kata Departemen Energi Manila, Senin (10/1/2022). (Sumber: Straits Times)

MANILA, KOMPAS.TV - Menteri Energi Filipina Alfonso Cusi meminta Indonesia mencabut larangan ekspor batu bara, dengan mengatakan kebijakan itu akan merugikan perekonomian yang sangat bergantung pada bahan bakar untuk pembangkit listrik, kata Departemen Energi Manila, Senin (10/1/2022) seperti dilansir Straits Times.

Indonesia, eksportir batubara termal terbesar dunia, menangguhkan ekspor pada 1 Januari setelah perusahaan listrik negara melaporkan tingkat persediaan bahan bakar yang sangat rendah di pembangkit listrik domestiknya.

Langkah Filipina mengikuti permintaan serupa dari pemerintah Asia lainnya seperti Jepang dan Korea Selatan.

Desakan itu disampaikan Cusi melalui surat yang dikirim melalui Departemen Luar Negeri kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, kata Departemen Energi Filipina dalam rilis berita, tanpa menyebutkan kapan surat itu dikirim.

Cusi telah meminta Departemen Luar Negeri untuk menengahi dan mengajukan banding atas nama Filipina melalui mekanisme kerja sama ASEAN.

Larangan tersebut memicu harga batu bara di China dan Australia naik minggu lalu.

Sementara sejumlah kapal yang dijadwalkan untuk membawa batu bara ke pembeli utama seperti Jepang, China, Korea Selatan, dan India, berada dalam kondisi luntang-lantung di Kalimantan, rumah bagi pelabuhan batu bara utama Indonesia.

Baca Juga: Larangan Ekspor Batu Bara, Korea Selatan Desak Indonesia Buka Kembali

Ilustrasi. Keputusan Presiden Jokowi melarang ekspor batu bara membuat harga komoditas itu naik tajam. Pasalnya, RI merupakan eksportir batu bara terbesar di dunia. (Sumber: Dok. PLN)

Filipina, yang masih sangat bergantung pada batu bara untuk pembangkit listrik, membeli sebagian besar kebutuhannya dari Indonesia, dan sebagian dari Australia dan Vietnam walau lebih mahal.

Hampir 70 persen dari 42,5 juta ton pasokan batu bara Filipina pada 2020 diimpor, menurut data pemerintah.

Tenaga yang dihasilkan oleh batu bara terdiri dari sekitar 60 persen dari produksi listrik Filipina, dan pada tahun 2021, negara tersebut mengimpor 2,3 juta ton batu bara per bulan dari Indonesia untuk bahan bakar pembangkit listriknya, kata Departemen Energi Filipina.

Senator Win Gatchalian, yang mengepalai komite energi Senat Filipina, meminta Departemen Energi untuk menyiapkan langkah-langkah darurat karena larangan ekspor, termasuk mencari pemasok potensial lainnya.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/Straits Times


TERBARU