> >

Usai Dipecat, Mantan Bos Komite Keamanan Kazakhstan Ditahan atas Tuduhan Makar dan Pengkhianatan

Kompas dunia | 8 Januari 2022, 15:09 WIB
Komite Keamanan Kazakhstan mengumumkan penahanan mantan ketua komite keamanan nasional, Karim Massimov, atas tuduhan makar dan pengkhianatan. Massimov, yang dipecat minggu ini ketika protes berkecamuk di seluruh negara Asia Tengah itu, ditahan bersama beberapa pejabat lain. (Sumber: France24)

ASTANA, KOMPAS.TV - Komite Keamanan Kazakhstan mengumumkan penahanan mantan ketua komite keamanan nasional Karim Massimov atas tuduhan makar dan pengkhianatan, dilansir France24, Sabtu (8/1/2022).

Massimov, yang dipecat minggu ini ketika protes berkecamuk di seluruh negara Asia Tengah itu, ditahan bersama beberapa pejabat lain, kata Komite Keamanan Nasional dalam sebuah pernyataan.

Pengumuman tersebut tidak menyebutkan nama mereka atau memberikan rincian lebih lanjut.

Puluhan orang tewas dan gedung-gedung publik di seluruh Kazakhstan dijarah dan dibakar dalam kekerasan terburuk yang dialami oleh bekas republik Soviet dalam 30 tahun kemerdekaan itu.

Setelah beberapa hari kekerasan, pasukan keamanan tampaknya merebut kembali jalan-jalan di kota utama Kazakhstan pada Jumat (7/1).

Presiden yang didukung Rusia, Kassym-Jomart Tokayev, mengatakan, dia telah memerintahkan pasukannya untuk menembak mati perusuh guna meredam pemberontakan di seluruh negeri.

Baca Juga: China Dukung Kazakhstan Atasi Kerusuhan, Tuding Ada Pengaruh Asing yang Ingin Picu Revolusi

Tentara Rusia tiba di Kazakhstan, Kamis (6/1/2021) untuk membantu meredakan kerusuhan di sana. (Sumber: RU-RTR Russian Television via AP)

Atas undangan Tokayev, aliansi militer yang dipimpin Rusia mengerahkan pasukan tambahan untuk membantu meredakan kerusuhan.

Massimov secara luas dipandang sebagai sekutu dekat mantan presiden Nursultan Nazarbayev. Dia telah dua kali menjadi perdana menteri dan juga menjabat sebagai kepala administrasi kepresidenan di bawah Nazarbayev.

Nazarbayev, 81 tahun, adalah penguasa terlama di negara bekas Soviet itu hingga ia menyerahkan kursi kepresidenan kepada Tokayev tahun 2019.

Keluarganya diyakini secara luas mempertahankan pengaruh di Nur-Sultan, ibu kota yang dibangun khusus dengan namanya.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : France24


TERBARU