AS Bantah Jadi Dalang Kerusuhan di Kazakhstan, Sebut sebagai Klaim Gila Rusia
Kompas dunia | 6 Januari 2022, 14:04 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) membantah tuduhan sebagai dalang kerusuhan di Kazakhstan.
Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki menyebut hal itu sebagai tuduhan gila dari Rusia, Rabu (5/1/2022).
Psaki pun menegaskan bahwa AS sama sekali tak ikut campur terkait kerusuhan yang terjadi di Kazakhstan.
“Kami terus memonitor laporan protes di Kazakhstan. Kami mendukung imbauan untuk tetap tenang, bagi para pengunjuk rasa untuk mengekspresikan secara damai, dan bagi pihak berwenang untuk menahan diri,” tuturnya dikutip dari New York Post.
Baca Juga: Presiden Kazakhstan Minta Pertolongan Rusia, Sebut Kerusuhan di Negaranya Didalangi Teroris Asing
“Ada beberapa klaim gila Rusia mengenai AS berada di belakang ini. Izinkan saya menggunakan kesempatan ini untuk meyakinkan hal itu palsu, dan jelas menjadi standar cara bermain disinformasi Rusia,” kata Psaki.
Sebelumnya, Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev mengumumkan negara dalam keadaan darurat nasional.
Unjuk rasa terjadi setelah kenaikan BBM yang tinggi melanda negara pecahan Uni Sovyet tersebut.
Demonstrasi menjurus kekerasan dan vandalism pun terjadi di kota terbesar Kazakhstan, Almaty.
Sejumlah gedung bangunan diserang, dan areal kepresidenan dibakar.
Tokayev sendiri menegaskan bahwa kerusuhan tersebut karena didalangi kelompok teroris asing.
Beredar kabar AS berada di belakang insiden ini, karena ketegangan antara negara adi daya itu dengan sekutu, Kazakhstan.
Baca Juga: Pengakuan Mengejutkan Korea Utara, Ayah Kim Jong-Un Disebut Pencipta Hidangan Burrito
Sepanjang 2021, Rusia terus menekan AS dan NATO untuk tak membiarkan Ukraina bergabung dengan aliansi tersebut.
Rusia bahkan melakukan pengumpulan pasukan di perbatasan Ukraina, yang diperkirakan mencapai ratusan ribu prajurit.
Pejabat Rusia dan AS dikabarkan akan melakukan pertemuan di Jenewa pada 10 Januari mendatang untuk membahas masalah Ukraina.
Tokayev sendiri meminta bantuan Rusia dan sekutunya agar bisa membuat Kazakhstan kembali stabil.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : New York Post