> >

Ledakan Kasus Omicron di AS, Sebagian Sekolah Perpanjang Libur Atau Kembali Online

Kompas dunia | 4 Januari 2022, 07:58 WIB
Petugas melakukan tes COVID-19 kepada anak-anak, Senin, 3 Januari 2022, di L.B. Landry High School di New Orleans, Amerika Serikat. (Sumber: Chris Granger/The Times-Picayune/The New Orleans Advocate via AP)

WASHINGTON, KOMPAS.TV – Hampir seluruh sekolah di Amerika Serikat (AS) memperpanjang liburan mereka atau kembali beralih ke sistem pengajaran online, Senin (3/1/2022). Hal ini dilakukan karena kembali meledaknya kasus COVID-19 akibat varian omicron yang mudah menular.

Meskipun demikian, ada juga sekolah yang melanjutkan kelas tatap muka di tengah perasaan was-was.

Sekolah-sekolah di New York, Milwaukee, Chicago, Detroit dan sekitarnya menghadapi situasi yang sulit karena adanya varian omicron. Sekolah terperangkap di antara permohonan dari guru yang takut terinfeksi dan orang tua yang menginginkan anak-anak mereka sekolah tatap muka.

Baca Juga: Kapan Sekolah Offline? - Tanya Jawab Soal Sekolah Tatap Muka Bagian 1

New York City, rumah dari sistem sekolah terbesar di negara itu, membuka kembali ruang kelas untuk sekitar 1 juta siswa dengan persediaan alat tes COVID-19 yang dapat dibawa pulang dan berencana untuk menggandakan jumlah tes acak yang dilakukan di sekolah.

“Kami akan aman, dan kami akan terbuka untuk mendidik anak-anak kami,” kata Wali Kota New York Eric Adams, seperti dikutip dari The Associated Press.

Warga New York Trisha White mengatakan bahwa dia merasa anaknya menghadapi risiko yang sama jika berada di kelas online dan offline. Namun berada bersama teman sekelas jauh lebih baik baginya daripada belajar jarak jauh.

“Dia juga bisa terkena virus di luar sekolah. Jadi apa yang bisa kamu lakukan? Anda tahu, saya tidak akan menyalahkan sistem sekolah. Mereka mencoba yang terbaik,” ujarnya.

Sementara serikat guru telah meminta wali kota New York untuk menunda pembelajaran langsung selama seminggu. Pejabat kota telah lama mengatakan bahwa sekolah menerapkan protokol kesehatan seperti penggunaan masker, pengujian dan langkah-langkah keamanan lainnya. Hal ini berarti bahwa anak-anak aman di sekolah. Kota ini juga mewajibkan vaksin bagi pekerja.

Sedangkan di Los Angeles, pejabat mengumumkan bahwa sekolah akan dibuka kembali pada 11 Januari mendatang karena adanya kenaikan kasus omicron.

Selanjutnya, 600.000 siswa distrik dan sekitar 73.000 karyawan harus menunjukkan hasil tes COVID-19 negatif untuk memasuki kampus. Distrik ini akan memiliki tempat pengujian serta alat tes yang dapat dibawa pulang.

Baca Juga: PTM Terbatas Wajib bagi Sekolah di Wilayah PPKM Level 1-3, Pemda Setempat Tak Boleh Melarang

Di Wisconsin, sistem sekolah Milwaukee yang membawahi 75.000 siswa akan kembali ke pengajaran virtual pada Selasa karena meningkatnya kasus di antara anggota staf. Distrik tersebut mengatakan akan kembali ke kelas tatap muka pada 10 Januari mendatang.

Distrik Madison, Wisconsin, juga mengumumkan peralihan ke pembelajaran virtual, mulai Kamis.

Pengawas Sekolah Detroit Nikolai Vitti mengatakan kepada orang tua tidak akan ada pembelajaran langsung atau online hingga Rabu, karena tingkat infeksi yang tinggi di antara karyawan yang dapat menyebabkan penyebaran luas COVID-19 dan kekurangan staf.

Sekitar 350.000 siswa di sistem sekolah Chicago kembali, tetapi perselisihan antara pemimpin distrik dan serikat guru mengenai langkah-langkah keamanan dapat mengganggu kelas akhir pekan ini. Serikat pekerja mengatakan akan memberikan suara pada Selasa untuk pengajaran jarak jauh di distrik terbesar ketiga di negara itu.

Kasus baru COVID-19 di New York melonjak dari rata-rata harian sekitar 17.000 kasus pada minggu sebelum liburan, menjadi hampir 37.000 kasus pada minggu lalu.

Baca Juga: Wilayah PPKM Level 1 dan 2 Gelar Sekolah Tatap Muka 100 Persen

Di seluruh AS, kasus baru COVID-19 telah meningkat tiga kali lipat dalam dua minggu terakhir menjadi lebih dari 400.000 per hari. Jumlah ini merupakan rekor tertinggi yang pernah dicatat.

Pembuat kebijakan dan otoritas kesehatan telah memperhatikan dampak ekonomi dan sistem pendidikan.

Pakar kesehatan masyarakat mengatakan bahwa pemberantasan virus tidak mungkin dilakukan dan bahwa dunia harus menemukan cara untuk menjaga COVID-19 turun ke tingkat yang dapat diterima manusia, seperti pada penyakit flu.
 

Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti

Sumber : The Associated Press


TERBARU