Suntikan Booster Vaksin Covid-19 Diyakini Memiliki Efektivitas 85 Persen terhadap Omicron
Kompas dunia | 18 Desember 2021, 07:11 WIBLONDON, KOMPAS.TV - Peneliti Inggris telah menganalisis dampak dari suntikan booster vaksin Covid-19 terhadap varian Omicron.
Mereka mengatakan bahwa booster vaksin Covid-19 memiliki efektivitas perlindungan mencapai 85 persen terhadap penyakit tersebut.
Perlindungan tersebut memang lebih sedikit dari yang bisa vaksin berikan jika dibandingkan dengan versi awal Covid-19.
Tetapi hal itu berarti, dosis tambahan tersebut masih bisa membuat banyak orang terhindar dari rumah sakit.
Baca Juga: Rusia Keluarkan Daftar Permintaan untuk Redakan Ketegangan dengan Ukraina, Ini Isinya
Pada Kamis (16/12/2021), Inggris mencatatkan rekor suntikan booster dan dosis ketiga sebanyak 861.306.
Meski begitu, seperti dikutip dari BBC, para peneliti menegaskan ada tingkat ketidakpastian yang tinggi sampai lebih banyak informasi yang dikumpulkan tentang varian baru ini.
Para ahli masih mencoba mencari tahu seberapa ringan atau parahnya Omicron.
Vaksin membantu mengajari tubuh bagaimana menghadapi Covid-19.
Tetapi yang saat ini digunakan tak didesain untuk melawan varian Omicron, yang berarti bukan lawan yang sepadan.
Untuk bisa melawannya, masyarakat Inggris disarankan melakukan suntikan booster untuk membangun level antibodi yang lebih tinggi.
Antibodi dapat menempel pada virus untuk menghentikannya memasuki sel dan bereplikasi.
Penelitian telah menunjukkan pengurangan 20 hingga 40 kali lipat dalam kemampuan antibodi ini untuk mengeluarkan virus pada orang yang divaksinasi ganda.
Para ahli mengasumsikan akan ada penurunan efikasi vaksin terhadap Omicron.
Baca Juga: AS Loloskan UU Larang Impor dari Xinjiang, China Bertekad Balas dengan Segala Cara
Bahkan dengan booster, perlindungan terhadap penyakit parah dari Omicron mungkin sekitar 80 hingga 85,9 persen, dibandingkan dengan sekitar 97 persen untuk varian Delta.
“Salah satu ketidakpastian adalah seberapa parah penyakit yang disebabkan varian Omicron jika dibandingkan dengan penyakit yang disebabkan varian sebelumnya,” ujar salah satu peneliti, Prof Azra Ghani.
“Meski mungkin perlu beberapa minggu untuk memahami sepenuhnya hal ini, pemerintah perlu menyusun rencana sekarang untuk mengurangi potensi dampak apa pun,” tambahnya.
Ia pun mengungkapkan hasil penelitiannya menunjukkan pentingnya memberikan dosis booster sebagai bagian dari respons kesehatan masyarakat yang lebih luas.
Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : BBC