> >

PM Inggris Bantah akan Terapkan Lockdown Diam-Diam

Kompas dunia | 16 Desember 2021, 21:46 WIB
Perdana Inggris Boris Johnson ketika berbicara di House of Commons, London, Rabu (15/12/2021). Johnson membantah tuduhan yang menyebut pemerintah Inggris berencana memberlakukan lockdown secara diam-diam.(Sumber: Associated Press)

LONDON, KOMPAS.TV – Perdana Menteri Inggris Boris Johnson membantah tuduhan yang menyebut pemerintah berencana memberlakukan lockdown secara diam-diam. Rencana ini disebut ditempuh demi menekan penyebaran virus corona varian baru, Omicron.

Pada Kamis (16/12/2021), Johnson bersikeras bahwa kendati ada kekhawatiran akan penyebaran cepat Omicron, tak akan ada penerapan lockdown secara diam-diam.

Menurut Johnson, situasi di Inggris saat ini berbeda dengan tahun lalu lantaran penggunaan vaksin dan tes Covid-19 sudah diterapkan secara meluas. 

Baca Juga: Inggris Catat Kematian Pertama Kasus Covid-19 Varian Omicron

“Jika masyarakat hendak menghadiri acara publik, hal yang masuk akal dilakukan adalah menjalani tes dan memastikan Anda tetap waspada,” ujar Johnson seperti dilansir dari Associated Press.

“Tapi kami tidak mengatakan bahwa kami ingin membatalkan (pelonggaran) ini, kami tidak akan melakukan lockdown, dan jalan tercepat untuk kembali ke kehidupan normal adalah dengan melakukan penambahan dosis suntikan vaksin,” imbuhnya.

Pada Rabu (15/12), Inggris mencatat rekor harian tertinggi jumlah kasus Covid-19 terkonfirmasi sejak pandemi dimulai.

Kepala petugas kesehatan Inggris memperingatkan bahwa situasinya diperkirakan akan memburuk seiring penyebaran varian Omicron yang menyebabkan gelombang baru penyakit selama liburan Natal.

Baca Juga: Gara-Gara Omicron, Inggris Catat Rekor Kasus Tertinggi Selama Pandemi

Sementara itu, Prancis mengumumkan akan mengetatkan kedatangan para penumpang dari Inggris lantaran melonjaknya kasus Omicron. 

Pada Kamis, juru bicara pemerintah menyatakan, Prancis akan memberlakukan pembatasan alasan perjalanan dan persyaratan baru berupa karantina selama 48 jam saat kedatangan. Aturan baru ini akan diberlakukan mulai Sabtu (18/12).

Baca Juga: China kepada AS dan Inggris: Urus Nyawa dan Kesehatan Rakyatmu Saja

 

Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Associated Press


TERBARU