> >

China Tumpahkan Amarah ke Inggris karena Boikot Diplomatik Olimpiade Musim Dingin 2022

Kompas dunia | 9 Desember 2021, 15:24 WIB
Pengunjung berfoto dengan patung atlet skating dengan logo Olimpiade di sebuah taman dekat markas besar Panitia Penyelenggara Olimpiade Musim Dingin di Beijing, Kamis, 18 November 2021. (Sumber: AP/Mark Schiefelbein)

BEIJING, KOMPAS.TV - China merespons boikot diplomatik yang dilakukan oleh pemerintah Inggris saat Olimpiade Musim Dingin 2022.

Mereka menuduh Inggris berusaha menodai Olimpiade Musim Dingin yang akan diselenggarakan di Beijing tersebut.

Sebelumnya Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan akan memberlakukan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Musim Dingin, Rabu (8/12/2021).

Boikot diplomatik berarti tak akan ada perwakilan pemerintah yang hadir di ajang multievent olahraga tersebut.

Baca Juga: Prihatin Pelanggaran HAM China, Kanada akan Boikot Diplomatik Olimpiade Musim Dingin Beijing

Namun, atlet-atlet mereka tetap akan bertanding di ajang itu.

Inggris mengikuti langkah Amerika Serikat (AS), Australia dan Lithuania yang sudah lebih dulu mengumumkan boikot diplomatik.

China pun kemudian membalas pengumuman yang dikeluarkan oleh Inggris itu.

“Pemerintah China tak akan mengundang menteri pemerintahan atau pejabat dari Inggris untuk hadir di Olimpiade musim dingin Beijing,” bunyi pernyataan Juru Bicara Kedutaan Besar China di London dikutip dari Channel News Asia.

Ia menegaskan bahwa Olimpiade musim dingin Beijing bukanlah alat manipulasi politik dari negara manapun, melain tempat berkumpulnya atlet dan pecinta olahraga musim dingin.

“Membuat isu tentang kehadiran pejabat pemerintah di Olimpiade Musim Dingin Beijing pada dasarnya adalah kampanye politik pencemaran nama baik."

Baca Juga: Ikuti Langkah AS dan Australia, Inggris Boikot Diplomatik Olimpiade Beijing

Boikot diplomatik yang dilakukan sejumlah negara disebabkan karena kasus pelanggaran hak asasi manusia yang dituduhkan kepada Pemerintah China.

AS menduduh China telah melakukan genosida terhadap Muslim Uighur di Xinjiang.

Selain itu, hubungan China dengan barat juga menegang usai kasus hilangnya petenis China, Peng Shuai.

Peng sempat dikabarkan hilang setelah menuduh petinggi Partai Komunis China melakukan pelecehan seksual terhadap dirinya.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Channel News Asia


TERBARU