> >

Gegara Pandemi, Banyak Warga Jepang Kini Menilai Tradisi Minum-Minum dengan Rekan Kerja Tidak Perlu

Kompas dunia | 4 Desember 2021, 04:05 WIB
Dalam foto bertanggal 25 Mei 2021, seorang pria tengah minum di sebuah bar di Tokyo, Jepang. Di bawah status darurat akibat pandemi Covid-19, pemerintah Jepang menetapkan batasan jam buka bagi bar. (Sumber: AP Photo/Koji Sasahara, File)

TOKYO, KOMPAS.TV - Menurut sebuah survei daring di Jepang yang hasilnya dirilis belum lama ini, lebih dari 60 persen responden memandang tradisi minum-minum dengan rekan kantor sepulang kerja, “tidak perlu.”

Angka tersebut untuk pertama kalinya melampaui persentase responden yang menilai sebaliknya sejak Nippon Life Insurance Co (NLI) mulai melakukan survei tahunan pada 2017 silam.

Dalam survei yang digelar pada Oktober lalu dan diikuti 7.774 orang itu, sebanyak 36,9 persen responden mengatakan, tradisi kumpul bareng teman-teman kantor sambil minum-minum alkohol seusai bekerja, “tidak perlu.”

Sedangkan 25 persen lainnya menilai kegiatan itu “agak tidak perlu.” Jika digabungkan, jumlahnya mencapai 61,9 persen. Angkanya meningkat 16,2 poin jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Baca Juga: Hampir 60 Persen Pengantin Baru di Jepang Tak Gelar Pesta, Kenapa ya?

Alasan yang paling banyak dikemukakan oleh 61,9 persen responden tersebut adalah keengganan untuk bersikap hati-hati saat sesi minum-minum (36,5 persen), dan mereka berpendapat kegiatan dengan rekan kerja itu sama saja dengan “kerja tambahan” (29,5 persen).

Sementara 22,2 persen menjawab “tidak suka alkohol.”

Di sisi lain, hanya 11,1 persen yang mengatakan tradisi minum-minum dengan teman kantor sebagai sesuatu yang “perlu.” Adapun 27,1 persen mengatakan praktik tersebut “agak perlu.”

Di antara responden yang memandang tradisi minum-minum dengan rekan kerja sebagai sesuatu yang positif, sebanyak 57,6 persen mengatakan hal tersebut “mendekatkan jarak” dengan orang lain, dan membantu mengetahui perasaan sesungguhnya kolega mereka.

Baca Juga: Varian Omicron Sudah Masuk Jepang, Dibawa Seorang Penumpang dari Namibia

Sedangkan 38,5 persen berpendapat kegiatan tersebut sebagai kesempatan untuk “mengumpulkan informasi.”

“Jumlah orang yang mempertanyakan tentang perlunya kumpul-kumpul sambil minum meningkat, karena mereka tidak dapat menggelar pesta akibat Covid-19,” ungkap Tomoki Inoue, peneliti senior di NLI Research Institute, seperti dikutip dari Japan Times.

Namun dia memprediksi, dukungan bagi tradisi minum-minum sepulang kerja dengan rekan kantor akan kembali meningkat begitu pandemi mereda.

Baca Juga: Ingin Tiru Penikam Berkostum Joker di Kereta Tokyo, Pria 69 Tahun Diringkus Polisi

 

Penulis : Edy A. Putra Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Japan Times


TERBARU