AS Dilaporkan sebagai Pencemar Plastik Terbanyak di Dunia, 2 Kali Lipat China
Kompas dunia | 2 Desember 2021, 15:56 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Sebuah laporan yang diserahkan kepada Pemerintah Amerika Serikat menyatakan negara tersebut merupakan penyumbang terbesar limbah plastik global di dunia.
AS dalam laporan tersebut telah menyumbang sekitar 42 juta metrik ton (MTT) sampah plastik pada 2016. Jumlah tersebut dua kali lipat lebih besar dari China dan gabungan negara-negara di Uni Eropa.
Berjudul "Memperhitungkan Peran AS dalam Sampah Plastik Laut Global" laporan itu kemudian diamanatkan oleh Kongres dalam bagian Save Our Seas 2.0 Act yang jadi undang-undang Desember 2020 silam.
Seperti diberitakan AFP, Kamis (02/12/2021) tiap orang di Amerika rata-rata menghasilkan 130 kilogram sampah plastik per tahun.
Baca Juga: Nah Ini Dia Negara Penghasil Sampah Plastik Terbesar Dunia
Pada urutan kedua ada Inggris dengan 99 kilogram per tahun. Diikuti Korea Selatan dengan 88 kilogram per tahun.
Penyusun laporan yang juga pemimpin komite ahli Margaret Spring mengungkapkan limbah plastik telah menghasilkan banjir sampah skala global di mana-mana.
"Keberhasilan keajaiban penemuan plastik pada abad ke-20 juga telah menghasilkan banjir sampah plastik skala global yang terlihat di mana-mana," ujarnya.
Sejumlah tindakan untuk mengantisipasi ledakan limbah sampah ditawarkan dalam laporan itu.
Tindakan yang disarankan adalah menggunakan bahan yang terdegradasi lebih cepat dan lebih mudah didaur ulang, pengurangan plastik sekali pakai tertentu, dan pengelolaan lebih baik terhadap limbah.
Baca Juga: Fenomena Sampah Kiriman Di Pantai Kuta
Selain itu dengan meningkatkan teknologi penangkapan limbah akan menghentikan plastik di saluran air, sementara membendung pembuangan plastik langsung ke laut menjadi prioritas.
"Ini adalah laporan paling komprehensif dan memberatkan tentang polusi plastik yang pernah diterbitkan," kata Judith Enk, presiden organisasi nirlaba Beyond Plastics.
Penulis : Danang Suryo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV/AFP