> >

30 Badak Putih Afrika Selatan Pindah ke Rwanda Naik Boeing 747

Kompas dunia | 30 November 2021, 00:30 WIB
Salah satu badak putih dilepaskan di taman nasional Akagera di Rwanda setelah diterbangkan dengan Boeing 747 dari Afrika Selatan. (Sumber: Gael Ruboneka Vande weghe/African Parks)

Badak putih selatan, salah satu dari dua subspesies badak putih, sekarang dianggap terancam punah dengan sekitar 20.000 individu tersisa, menurut World Wildlife Fund (WWF).

Ini diklasifikasikan sebagai hampir terancam oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Satwa liar badak yang saat ini paling terancam punah di dunia adalah Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) dan Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus). Kedua spesies itu saat ini berstatus kritis terancam punah atau critically endangered species menurut standar IUCN.

Badak Sumatera saat ini secara saintifik populasinya tersisa kurang dari 80 individu yang hidup terserak di Pulau Sumatra, baik di dalam maupun diluar Taman Nasional, sementara Badak Jawa saat ini populasinya tersisa hanya 75 individu dan hidup terisolasi namun terlindungi di dalam Taman Nasional Ujung Kulon, kata Yayasan Badak Indonesia.

Baca Juga: Kampanye Anti Perdagangan Satwa Ilegal, India Bakar Cula Badak saat World Rhino Day

Seekor badak putih yang ditenangkan dibawa ke sebuah peti di cagar alam pribadi Phinda di Afrika Selatan sebagai persiapan untuk dipindahkan ke taman nasional Akagera di Rwanda. (Sumber: Howard Cleland/African Parks)

Badak putih utara di Afrika telah punah secara fungsional, dengan hanya dua betina yang masih hidup.

Para ilmuwan berusaha untuk menyelamatkan spesies badak putih utara dari kepunahan dengan memanen telur dari yang lebih muda dari dua hewan, Fatu, dan menggunakan sperma dari dua laki-laki yang sudah meninggal untuk membuat embrio dalam program pemuliaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang merupakan kesempatan terakhir mereka untuk bertahan hidup.

Rwanda, yang memposisikan dirinya sebagai tujuan safari Lima Besar teratas, menerima lima badak hitam timur pada 2019 dari Republik Ceko dan 17 dari Afrika Selatan pada 2017.

Tidak ada satu pun badak hitam timur yang diburu di Taman Akagera sejak diperkenalkan kembali pada tahun 2017, menurut manajer regionalnya, Jes Gruner.

Badak memiliki sedikit pemangsa di alam liar karena ukurannya tetapi dihancurkan oleh perburuan untuk diambil culanya, yang digunakan dalam pengobatan tradisional Tiongkok.

Menurut IUCN, ada sekitar 5.000 individu badak hitam yang tersisa di alam liar, dibandingkan dengan lebih dari satu juta individu pada pertengahan abad ke-19.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : France24/The Guardian


TERBARU