WTO Batalkan Konferensi di Jenewa Akibat Munculnya Varian Baru Covid-19 dari Afrika Selatan
Kompas dunia | 27 November 2021, 06:16 WIBJENEWA, KOMPAS.TV - Konferensi menteri Organisasi Perdagangan Dunia WTO minggu depan, pertemuan terbesar badan perdagangan global dalam empat tahun terakhir, diputuskan untuk ditunda pelaksanaannya karena kemunculan varian baru Covid-19 Omicron B.1.1.529.
Pertemuan empat hari di Jenewa itu rencananya diarahkan pada upaya untuk menghirup kehidupan baru ke dalam WTO yang saat ini lumpuh, yang perundingannya macet selama bertahun-tahun dalam upaya menyelesaikan masalah dan isu-isu seperti subsidi perikanan.
Direktur jenderal baru WTO Ngozi Okonjo-Iweala juga berharap untuk menyelesaikan kesepakatan tentang pencabutan paten vaksin Covid-19.
Tetapi konferensi itu ditunda empat hari sebelum dimulai, hanya beberapa jam setelah Omicron dinyatakan sebagai varian yang menjadi perhatian, atau variant of concern oleh Organisasi Kesehatan Dunia WHO.
Kekhawatiran seputar penyebaran varian baru itu membuat maskapai melarang penerbangan dari Afrika selatan, tempat strain pertama kali terdeteksi pada 9 November lalu.
"Penundaan itu baru saja dikonfirmasi," kata seorang sumber diplomatik kepada AFP seperti dikutip Straits Times, Sabtu (27/11/2021)
Konferensi tingkat menteri ke-12 WTO telah ditunda satu kali sebelumnya karena pandemi, yang tadinya akan berlangsung di ibu kota Kazakhstan Nur-Sultan Juni 2020 lalu.
Konferensi itu diharapkan menarik lebih dari 100 menteri ke Jenewa, tempat organisasi itu bermarkas, dan dipandang sebagai ujian atas kemampuan Okonjo-Iweala untuk memenuhi janji-janji untuk membalikkan lembaga yang dilanda krisis itu.
Baca Juga: Ini Reaksi Berbagai Negara Mendengar Temuan Varian Baru Covid-19 B.1.1.529 di Afrika Selatan
Mantan menteri luar negeri Nigeria, yang pada Maret menjadi warga Afrika pertama dan perempuan pertama yang memimpin WTO, mendapat pujian secara luas atas upayanya untuk merevitalisasi organisasi tersebut.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV/Straits Times