Penularan Menggila, Jerman Dapat Dukungan Terapkan Wajib Vaksin Covid-19
Kompas dunia | 26 November 2021, 00:20 WIBBONN, KOMPAS.TV - Calon Kanselir Jerman Scholz mempertimbangkan mandat vaksin secara parsial. Namun sebuah jajak pendapat justru menunjukkan semakin banyak orang yang mendukung mandat penuh, di tengah menggilanya tingkat penularan Covid-19.
Seperti dilansir Deutsche Welle, Kamis (25/11/2021), dukungan untuk mandat atau kewajiban vaksin Covid-19 secara umum terus tumbuh di Jerman di tengah jumlah kasus baru terus meningkat dan membebani sistem perawatan kesehatan negara itu.
Kanselir baru Olaf Scholz pada hari Rabu (24/11/2021), mengatakan bahwa koalisinya sedang mempertimbangkan kewajiban vaksinasi Covid-19 bagi pekerja sektor tertentu, tetapi belum menjadikannya sebagai kewajiban menyeluruh.
Total kematian akibat virus corona di Jerman melewati 100.000 pada hari Kamis. Pada saat yang sama, beberapa rumah sakit berada pada titik kewalahan oleh pasien Covid-19.
Dukungan publik untuk wajib vaksinasi Covid-19 secara umum makin tumbuh, di mana dukungan publik mencapai 69% menurut jajak pendapat YouGov baru-baru ini, dengan hanya 23% yang mengatakan mereka menentang langkah tersebut.
Saat ini, baru 68,1 persen dari populasi Jerman yang menjalani vaksinasi penuh Covid-19, dengan cakupan vaksinasi turun menjadi hanya 57,8 persen di negara bagian timur Saxony yang paling parah saat ini.
Tingkat infeksi selama tujuh hari terakhir melampaui 1.000 kasus per 100.000 orang per minggu yang tercatat pada hari Kamis (25/11/2021).
Baca Juga: Covid-19 di Jerman Menggila, Kematian Tembus 100.000 Orang
Beberapa anggota parlemen terkemuka, seperti perdana menteri negara bagian Hesse dan Baden-Württemberg serta wali kota Berlin, juga telah menyuarakan dukungan mereka untuk membuat kebijakan wajib vaksin Covid-19 bagi semua.
Namun, ahli epidemiologi Jerman Dr Tobias Kurth, dari Rumah Sakit Charite Berlin, mengatakan kepada DW, bahwa meningkatkan vaksinasi belum cukup dan saat ini "tidak ada pilihan lain selain lockdown."
Kurth mencatat, membuat vaksinasi menjadi wajib tidak akan membantu dalam jangka pendek, karena hanya akan menunda saja sifatnya.
Dr Kurth juga mengatakan ketidakpastian politik sejak pemilihan Jerman pada bulan September tidak membantu karena "kekosongan politik untuk tidak mengambil keputusan" datang pada waktu yang salah.
Kata-kata Kurth muncul saat Kanselir Angela Merkel memberikan dukungannya untuk pembatasan sosial yang baru. Dia menggambarkan hari Kamis sebagai "hari yang menyedihkan" karena jumlah kematian akibat Covid-19 Jerman menembus angka 100.000.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Deutsche Welle