Ditikam Australia, Menlu Prancis Datang dan Dekati Indonesia Untuk Dorong Strategi Indo-Pasifik
Kompas dunia | 24 November 2021, 05:40 WIBPARIS, KOMPAS.TV - Prancis berusaha mempererat hubungan di kawasan Indo-Pasifik saat Menlu Prancis tiba di Indonesia hari Selasa (23/11/2021) untuk mengimbangi hilangnya kesepakatan pertahanan strategis dengan Australia pada bulan September lalu.
Seperti dilansir Straits Times, Rabu (24/11), Paris menuduh sekutunya menikamnya dari belakang ketika Australia memilih kapal selam bertenaga nuklir yang akan dibangun dengan teknologi AS dan Inggris daripada program kapal selam Prancis bernilai multi-miliar dolar seperti disepakati sebelumnya.
Canberra mendesak maju dengan aliansi trilateral, AUKUS, namun tidak termasuk Prancis, yang dikatakan sangat penting untuk mengatasi ancaman China yang dirasakan di kawasan itu.
Kemitraan Prancis dengan Australia sejak tahun 2016 dianggap sebagai landasan kebijakan Indo-Pasifik dan sejak kehilangan kesepakatan tersebut, Paris gencar memperkuat hubungannya di kawasan melalui pertemuan tingkat tinggi dengan negara-negara mulai dari Jepang hingga India dan Vietnam.
"Perjalanan ini adalah tentang menegaskan kembali komitmen Prancis terhadap Indo-Pasifik... dan untuk mengintensifkan hubungan dengan Indonesia," kata seorang sumber diplomatik Prancis kepada wartawan dalam briefing menjelang kunjungan dua hari Menlu Jean-Yves Le Drian.
Kunci untuk mengembangkan hubungan itu adalah kerjasama militer yang lebih erat.
Baca Juga: Mantap! Indonesia Borong Puluhan Jet Tempur, KSAU: Ada 36 Unit Rafale dan 8 F-15 EX
Indonesia dilaporkan berencana meningkatkan kemampuan pertahanannya, termasuk dengan kemungkinan pembelian kapal selam, pesawat tempur dan kapal perang, di tengah ketegangan yang sedang berlangsung dengan China di Laut China Selatan yang disengketakan.
Prancis dilaporkan berunding dengan Jakarta beberapa bulan terakhir untuk penjualan 36 jet tempur Rafale dan sudah menandatangani letter of intent bulan Juni lalu, meskipun para pejabat memperkirakan kesepakatan akan tidak akan disepakati sebelum akhir tahun karena masalah pembiayaan.
"Prancis menggandakan hubungan Indo-Pasifik lainnya, termasuk Indonesia, dalam arti untuk mengimbangi kehilangan Australia," kata seorang diplomat Indo-Pasifik.
Menyoroti betapa marahnya Paris terhadap Canberra, sebuah video berdurasi dua menit yang mengumumkan perjalanan Le Drian ke Indonesia menguraikan strategi Indo-Pasifiknya. Dalam video tersebut Le Drian menyebut banyak negara kawasan dengan pengecualian Australia.
Baca Juga: Prancis Dekati Indonesia dan India di KTT G20 untuk Perdalam Kerja Sama dan Pengaruh di Indo-Pasifik
Menlu Le Drian akan dijamu oleh Presiden Joko Widodo dan bertemu dengan Menlu Retno Marsudi, Menhan Prabowo Subianto dan Menko Marinves Luhut Pandjaitan.
Selama kunjungan ini, yang menandai peringatan 10 tahun kemitraan strategis antara Prancis dan Indonesia, Le Drian akan membahas implementasi strategi Indo-Pasifik Prancis dan Eropa dalam mendukung ruang terbuka yang bebas berdasarkan penghormatan terhadap hukum internasional dan multilateralisme.
Dia akan berbicara tentang prioritas kepresidenan Prancis di UE terkait dengan Indo-Pasifik, serta kepresidenan G20 Indonesia pada tahun 2022 serta meninjau kerja sama bilateral kita dengan Indonesia.
Le Drian akan mengunjungi markas besar Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara ASEAN dan akan bertemu dengan Sekretaris Jenderal ASEAN, Dato Lim Jock Hoi.
Setahun setelah Perancis menjadi mitra pembangunan dengan ASEAN, Menlu Le Drian akan menekankan keinginan Prancis untuk bekerja sama erat dengan ASEAN.
Menlu Le Drian juga akan berbicara di Pusat Studi Strategis dan Internasional CSIS Jakarta, salah satu think tank utama Indonesia, di mana ia akan mempresentasikan strategi Indo-Pasifik Prancis dan ambisi Prancis untuk kepresidenan Uni Eropa Prancis dalam hal itu.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada
Sumber : Straits Times