> >

Jurnalis Afghanistan Dipukuli OTD Bersenjata, Taliban Didesak Lindungi Pekerja Media

Kompas dunia | 22 November 2021, 22:53 WIB
Para anggota Taliban tampil dalam parade militer, Minggu (14/11/2021). Kekerasan terhadap jurnalis Afghanistan meningkat sejak Taliban berkuasa, beberapa di antaranya dilakukan oleh anggota Taliban. (Sumber: NDTV)

KABUL, KOMPAS.TV - Jurnalis Afghanistan, Ahmad Baseer Ahmadi, dipukuli sekelompok orang tak dikenal (OTD) di Kabul. Saat diwawancara pada Minggu (21/11/2021), Ahmadi menyebut sekelompok orang itu memiliki senjata api, diduga anggota Taliban.

Ahmadi mengaku dalam perjalanan pulang saat diserang. Ia sehari-hari bekerja sebagai pembawa berita media Ayna TV.

“Mereka memukul saya di kepala dengan pistol,” kata Ahmadi kepada TOLO News.

Muhammad Nadir, seorang saksi mata, menyebut para penyerang sempat membuka tembakan, satu mengenai tembok dan satu mengenai tanah. Ia menyebut para penyerang mematahkan gigi Ahmadi.

Baca Juga: Jurnalis Iran Ditembaki Pemotor di Kabul Afghanistan

Ahmadi pun mendesak otoritas Emirat Islam Afghanistan alias pemerintah Afghanistan di bawah Taliban, menginvestigasi insiden yang menimpanya. Ia mendesak Taliban serius melindungi pekerja pers.

“Jurnalis dan pekerja media benar-benar dalam ancaman. Kalau ada yang menyebut para jurnalis aman, itu adalah jurnalis yang meninggalkan negara ini dan tinggal di luar Afghanistan,” imbuh Ahmadi.

Kekerasan terhadap jurnalis Afghanistan dilaporkan meningkat sejak Taliban berkuasa. NAI, organisasi pendukung kebebasan pers Afghanistan, menyebut para pelaku kekerasan tidak diadili.

“Kami meminta Emirat Islam untuk mengusut kasus ini agar orang tahu bahwa itu dilakukan oleh anggota aktif Emirat Islam (Taliban) atau individu yang membawa-bawa panji Emirat Islam,” kata petinggi NAI, Nasee Ahmad Noori.

Lebih dari 30 kasus kekerasan terhadap jurnalis terekam di Afghanistan tiga bulan belakangan.

Selain itu, pekerja media Afghanistan juga dihantui kelesuan ekonomi.

Menurut survei Serikat Jurnalis Nasional Afghanistan, hampir 70 persen pekerja media menganggur sejak Taliban berkuasa, sedangkan 80 persen institusi media berhenti beroperasi.

Baca Juga: Taliban Larang Artis Perempuan Muncul di TV Afghanistan, Bagian dari Pedoman Agama


 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU