AS Umumkan Akan Produksi 1 Miliar Dosis Vaksin Covid-19 mRNA Setiap Tahun
Kompas dunia | 18 November 2021, 09:10 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat berencana memproduksi satu miliar dosis tambahan vaksin Covid-19 berbasis mRNA setiap tahun mulai 2022, baik untuk pandemi saat ini maupun ancaman di masa depan, kata para pejabat Amerika Serikat, Rabu (17/11/2021) seperti dilansir Straits Times mengutip AFP.
"Tujuan dari program ini adalah untuk memperluas kapasitas yang ada dengan tambahan satu miliar dosis per tahun, dengan produksi dimulai pada paruh kedua tahun 2022," kata Jeff Zients, koordinator respons virus corona Gedung Putih selama konferensi pers.
Untuk mencapai tujuan itu, departemen kesehatan AS "mencari minat pada perusahaan yang memiliki pengalaman memproduksi vaksin mRNA, mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan kapasitas produksi mereka", katanya.
Rencana ini, selain memberikan lebih banyak dosis untuk penduduk Amerika Serikat, akan memungkinkan Amerika Serikat untuk membantu negara-negara lain juga, kata Zients.
Dia mengatakan pada hari Rabu, Washington sudah mengirimkan 250 juta dosis ke 110 negara secara gratis, lebih dari "gabungan setiap negara lain".
Baca Juga: Meski Dianggap Terlambat, BioNTech Kerja Sama Bangun Pabrik Vaksin mRNA di Afrika
Dia menambahkan: "Program ini juga akan membantu kami menghasilkan dosis dalam waktu enam hingga sembilan bulan setelah identifikasi patogen di masa depan."
Presiden Joe Biden, yang popularitasnya anjlok sejak musim panas, ingin meningkatkan upaya memerangi pandemi.
Menurut laporan media Amerika Serikat, Biden akan segera mengumumkan pembelian 10 juta obat Covid-19.
Amerika Serikat, yang telah mengalami lebih dari 760.000 kematian terkait dengan Covid-19, kehilangan lebih banyak nyawa secara absolut daripada negara lain mana pun di dunia.
Negara ini terus mencatat lebih dari 1.000 kematian rata-rata sehari selama tujuh hari, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV/Straits Times via AFP