> >

Michelle Wu Dilantik Sebagai Perempuan Wali Kota Boston yang Pertama

Kompas dunia | 17 November 2021, 06:17 WIB
Michelle Wu mengangkat tangannya ketika mengambil sumpah jabatan sebagai Wali Kota Boston, Selasa, 16 November 2021. Wu didampingi oleh suami dan dua anaknya. (Sumber: Associated Press)

BOSTON, KOMPAS.TV - Michelle Wu dilantik sebagai perempuan pertama yang menjabat sebagai Wali Kota Boston, Selasa (16/11/2021). Lebih dari itu, dia merupakan orang kulit berwarna pertama sepanjang sejarah, yang berhasil terpilih dalam Pemilihan Wali Kota Boston.

Pelantikan walikota keturunan Asia-Amerika pertama di kota itu, dilakukan dua minggu setelah Wu memenangkan pemilihan walikota. Sebelum Wu, Wali Kota Boston selalu dijabat oleh pria kulit putih.

“Pemerintah kota merupakan posisi yang istimewa. Kami adalah level yang paling dekat dengan rakyat, jadi kami harus melakukan pekerjaan besar dan kecil sekaligus. Kami melakukan pekerjaan di setiap lampu jalan, setiap lubang, setiap taman dan ruang kelas. Kami juga meletakkan dasar untuk perubahan yang lebih besar,” kata Wu setelah mengambil sumpah jabatan.

Baca Juga: Pengadilan AS Pertimbangkan Hukuman Mati Untuk Pembom Boston Maraton

“Bagaimanapun, Boston didirikan atas janji revolusioner: bahwa segala sesuatunya tidak harus seperti biasanya. Bahwa kita dapat memetakan jalan baru sekarang dan untuk generasi yang akan datang berdasarkan keadilan dan kesempatan yang terbuka," katanya seperti dikutip dari The Associated Press.

Wu, 36, mengambil alih jabatan itu dari sesama politisi Partai Demokrat, Kim Janey. Janey merupakan perempuan kulit hitam yang sebelumnya menjabat sebagai pelaksana tugas Wali Kota Boston. Ia merupakan perempuan kulit hitam pertama yang menduduki posisi tersebut, namun tidak terpilih melalui mekanisme Pemilihan Walikota.

Ketika pertama kali menjejakkan kaki di dalam Balai Kota Boston yang luas, Wu mengatakan merasa seperti ditelan oleh labirin lorong beton yang panjang dan berliku, melalui pos pemeriksaan dan pintu yang menjulang. 

Ia mengingat betapa keluarganya yang merupakan imigran berusaha menghindari ruang-ruang seperti itu. Orang tua Wu bermigrasi dari Taiwan ke AS.

Dia dibesarkan di Chicago kemudian pindah ke Boston untuk kuliah di Universitas Harvard dan Sekolah Hukum Harvard. 

Dia mengatakan, perjuangan keluarganya akhirnya membawanya dia ke tampuk pimpinan tertinggi di kota tersebut.

Berawal dari kerja magang untuk mantan Walikota Thomas Menino, akhirnya dia berhasil menduduki kursi di Dewan Kota Boston. Disinilah dia belajar pertalian antara pemerintahan kota dan politik.

“Hari ini saya mengerti. Lorong dan tangga Balai Kota ini seperti rumah saya sendiri,” katanya.

Namun demikian, menjabat sebagai walikota bukanlah pekerjaan mudah. Sejumlah pekerjaan besar sudah menantinya. Ia harus bisa merealisasikan janji-janji kampanye yang pernah dilontarkannya.

Beberapa tugas berat yang harus dia realisasikan di antaranya adalah melawan melonjaknya biaya perumahan.

Tingginya harga properti di Boston telah membuat beberapa penduduk angkat kaki dari kota ini. Wu berjanji unutk mengejar stabilisasi atau kontol harga sewa perumahan.

Rintangan terbesar untuk mewujudkan janji ini adalah kenyataan bahwa sebagian pemilih Massachusetts menyetujui pemungutan suara tahun 1994 yang melarang kontrol sewa di seluruh negara bagian.

Baca Juga: Kotak Penyerahan Surat Suara Boston Yang Terbakar, Diselidiki FBI

Janji kampanye utama Wu lainnya adalah menciptakan sistem angkutan umum 'bebas ongkos'. Wu mengatakan proposal itu akan memperkuat ekonomi kota, mengatasi perubahan iklim dan membantu para pengguna transportasi umum untuk sekolah atau bekerja.

Namun demikian, Wu tidak dapat menghapus tarif pada sistem angkutan umum secara sepihak. Wu mengatakan dia akan mencoba bekerja dengan mitra di pemerintah negara bagian untuk membuat setiap janji kampanye menjadi kenyataan.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU