> >

Demo Anti-Lockdown di Belanda Berujung Ricuh, 15 Orang Ditangkap

Kompas dunia | 15 November 2021, 16:15 WIB
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte memberlakukan kebijakan lockdown mulai Sabtu (13/11/2021). Kebijakan ini memicu demonstrasi yang berujung ricuh yang membuat polisi menangkap 15 orang. (Sumber: AP Photo/Peter Dejong, File)

AMSTERDAM, KOMPAS.TV - Kebijakan karantina atau lockdown parsial Belanda yang efektif diberlakukan Sabtu (13/11/2021) langsung disambut demonstrasi.

Menurut laporan kanal televisi NOS, ratusan orang berdemo di Leeuwarden, kota yang berjarak sekitar 140km di utara Amsterdam.

Rekaman video menunjukkan para demonstran menembakkan kembang api dan menyalakan flare di pusat kota.

Aksi demonstrasi tersebut kemudian berupaya dibubarkan oleh polisi anti huru-hara. Polisi kemudian menangkap 15 orang dalam demonstrasi ini.

Kebijakan lockdown parsial Belanda ramai ditentang orang muda. Suzanne van de Weerd, mahasiswa dari Utrecht, mengaku tidak senang dengan kebijakan tersebut.

“Sangat sulit bagi saya untuk menerimanya. Itu terlalu buruk dan mengacaukan kehidupan sosial saya sebagai mahasiswa dan cara saya mencari hiburan,” kata Van de Weerd kepada Associated Press.

Baca Juga: Covid-19 Meninggi, Belanda Berlakukan Lockdown Parsial selama Tiga Pekan

Perdana menteri interim Belanda, Mark Rutte, mengumumkan kebijakan karantina parsial pada Jumat (12/11). Kebijakan ini akan berlangsung selama tiga pekan.

Langkah karantina diambil Amsterdam karena naiknya kasus positif Covid-19. Meskipun 85 persen populasinya sudah divaksinasi, Belanda mencatat kasus baru tertinggi pada Kamis (11/11) lalu dengan 16.364 kasus.

Belanda sendiri mulai melonggarkan pembatasan terkait pandemi sejak September silam. Namun, seiring melonjaknya kasus Covid-19, pemerintah Belanda memutuskan kembali memberlakukan karantina.

Baca Juga: Negara Kepulauan Tonga Laporkan Kasus Covid-19 Pertama, Pekan Depan Lockdown


 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Associated Press


TERBARU