> >

Kenapa Dunia Sulit Lepas dari Batu Bara, dan Apa yang Disepakati di KTT Iklim PBB COP26 Tentang Itu?

Kompas dunia | 14 November 2021, 16:31 WIB
Emisi karbon dari pembangkit listrik tenaga batu bara berkontribusi terhadap polusi udara di Ulaanbaatar, Mongolia. (Sumber: ADB/Ariel Javellana via UN News)

Mengapa Negara-Negara Masih Menggunakan Batu Bara?

Jawaban singkatnya karena batu bara murah dan berlimpah. Tetapi bahkan ketika energi terbarukan menjadi lebih kompetitif dalam hal harga, batu bara tidak semudah itu untuk disingkirkan.

Kebutuhan listrik melonjak seiring dengan peningkatan populasi dan kemakmuran dunia, dan energi terbarukan tidak cukup untuk memenuhi pertumbuhan permintaan tersebut.

Badan Energi Dunia (IEA) memproyeksikan India perlu menambah sistem tenaga listrik seukuran Uni Eropa untuk memenuhi perkiraan pertumbuhan permintaan listrik dalam 20 tahun ke depan.

Peran batu bara di sektor ketenagalistrikan relatif stabil dalam lima dekade terakhir. Statistik IEA menunjukkan tahun 1973 pangsa batu bara dari pembangkit listrik global adalah 38 persen; pada tahun 2019 sebesar 37 persen.

Baca Juga: Hari Terakhir KTT G20 Bahas Krisis Iklim, Batubara Masih Jadi Perdebatan Sengit

Pembangkit batu bara di Desa Hehal dekat Ranchi, di negara bagian Jharkhand timur, India, Minggu, 26 September 2021. (Sumber: AP Photo/Altaf Qadri)

Kesepakatan Apa yang Tercapai di KTT Iklim PBB COP26 di Glasgow tentang Batu Bara?

Banyak negara yang ringkih, termasuk negara-negara kepulauan yang khawatir mereka akan hilang musnah karena naiknya permukaan air laut, berharap negara-negara untuk pertama kalinya dalam kesepakatan iklim PBB menyerukan penghentian penggunaan batu bara. Kata kuncinya adalah penghentian.

Tetapi kata-kata itu diperlunak selama perundingan karena perlawanan yang dipimpin oleh India, dan pada akhirnya perjanjian itu hanya meminta negara-negara untuk meningkatkan upaya "menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara tanpa henti" tanpa menetapkan batas waktu.

Bagaimana Masa Depan Batu Bara?

Masa depan batu bara terlihat suram dalam jangka panjang meskipun ada keputusan yang tidak jelas di Glasgow.

Ini tidak hanya didorong oleh masalah iklim. Di Amerika Serikat, gas alam menggantikan batu bara selama bertahun-tahun karena alasan ekonomi, meskipun batu bara mulai pulih tahun ini karena lonjakan harga gas alam.

Sejak Perjanjian Paris pada 2015, banyak negara menetapkan target nol emisi bersih, yang sering kali mengharuskan penghentian penggunaan batu bara jika tidak memenuhi syarat emisi, seperti pembangkit listrik tenaga batu bara yang tidak dilengkapi dengan teknologi mahal yang menangkap emisi.

Austria, Belgia dan Swedia sudah menutup pabrik batu bara terakhir mereka. Inggris berencana untuk mengakhiri pembangkit listrik tenaga batu bara pada 2024.

Pengumuman yang dibuat menjelang dan selama konferensi Glasgow berarti sekitar 370 pembangkit batu bara lagi di seluruh dunia diberi tanggal yang dekat, menurut Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih. AS belum membuat janji seperti itu.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU