Kim Jong-Un Sebut Hujan Salju Bisa Tularkan Covid-19, Minta Warga Korut Waspada
Kompas dunia | 5 November 2021, 12:07 WIBPYONGYANG, KOMPAS.TV - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un meminta warganya hati-hati pada musim dingin dan menegaskan hujan salju dapat menularkan Covid-19.
Peringatan itu datang ketika Korea Utara menyerukan langkah-langkah yang diperkuat melawan virus corona pada musim dingin, Kamis (4/11/2021).
Seperti diungkapkan Rondong Simun, media di bawah partai berkuasa Korea Utara, pemerintah mendesak warga untuk tetap waspada.
Selain itu, mereka juga mengungkapkan adanya cara aneh sehingga para penduduk bisa terjangkit virus tersebut, yaitu dengan salju yang turun.
Baca Juga: Apakah Kimjongunisme? Ideologi Baru yang Diperkenalkan Kim Jong-Un
“Di musim dingin, sangat penting untuk lebih waspada sehingga bisa membuat tindakan anti-virus menyeluruh,” bunyi pernyataan media tersebut dikutip dari Daily Star.
Surat kabar itu mengungkapkan kontrol virus akan menjadi proyek politik penting untuk menentukan, apakah pengembangan bisa dilakukan pada tahun pertama dari rencana ekonomi lima tahun Korea Utara.
Korea Utara memang tengah dibayangi ketakutan parah terkait Covid-19.
Mereka bahkan sempat memperingatkan bahwa para perokok memiliki risiko tinggi terjangkat penyakit itu.
Selain itu, juga menegaskan burung bisa menularkan virus corona, sehingga sempat dilakukan perburuan burung.
Baca Juga: Taliban Waspadai Adanya Penyusup, Diyakini Berusaha Menjelekkan Mereka
Kim Jong-un bahkan memerintahkan untuk menutup perbatasan dengan China, meski hal itu mempengaruhi kondisi ekonomi Korea Utara dan nyaris dilanda kelaparan.
“Media Korea Utara telah mendorong teori pinggiran dan klaim yang belum diverifikasi mengenai bagaimana virus itu menyebar,” ujar Ahli Pemantauan BBC, Praktik Jakhar.
“Mereka telah memperingatkan bahwa perokok berisiko lebih tinggi tertular Covid-19, dan burung yang bermigrasi atau bahkan hujan salju dapat menyebarkan virus,” ujarnya.
Korea Utara sendiri hingga saat ini mengklaim bebas virus corona, namun para pakar meyakini ada sejumlah kasus yang tak dilaporkan ke WHO.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Daily Star