Eropa Kembali Jadi Pusat Pandemi, WHO Serukan Pemerataan Vaksin
Kompas dunia | 5 November 2021, 05:50 WIBNamun hingga kini, Pfizer hanya menjual 1% dari pasokannya kepada COVAX, sedangkan Moderna baru menyediakan 1 juta dosis untuk negara berkembang pada akhir Oktober lalu.
Namun, meskipun negara-negara miskin menerima kurang dari 1% vaksin Covid-19 dunia, kasus di Afrika dan Asia Tenggara turun sebanyak 9% pada minggu lalu.
Lebih dari 60 negara telah mulai memberikan dosis booster untuk memerangi penurunan kekebalan sebelum musim dingin, ketika gelombang Covid-19 diperkirakan akan muncul kembali.
Di Amerika Serikat, anak-anak usia 5 hingga 11 tahun telah mulai mendapatkan suntikan Covid-19 minggu ini, setelah pihak berwenang memutuskan manfaatnya vaksin untuk anak-anak lebih besar daripada risikonya.
Sebelumnya, direktur 53 negara wilayah Eropa WHO, Dr. Hans Kluge mengatakan peningkatan jumlah kasus Covid-19 menjadi keprihatinan besar.
Baca Juga: Puan: Pemerintah Harus Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 Jelang Akhir Tahun
WHO Eropa mengatakan, wilayah mereka yang membentang hingga timur ke bekas republik Soviet, telah mendapatkan hampir 1,8 juta kasus baru setiap minggu. Jumlah ini meningkat sekitar 6% dari minggu sebelumnya.
Kluge mengatakan negara-negara di kawasan Eropa telah melakukan vaksinasi dengan jumlah yang berbeda-beda. Namun di seluruh kawasan itu rata-rata 47% orang telah divaksinasi lengkap.
Hanya delapan negara di Eropa yang belum mencapai 70% dari populasinya yang telah divaksinasi lengkap.
Peningkatan Covid-19 Eropa, menjadikan mereka sebagai satu-satunya wilayah dunia di mana Covid-19 masih meningkat.
"Kami jelas berada dalam gelombang lain. Peningkatan penyebaran sepenuhnya terkonsentrasi," kata kepala ahli epidemiologi Swedia, Anders Tegnell.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Gading-Persada
Sumber : Associated Press