> >

Taliban Segera Izinkan Remaja Perempuan Kembali ke Sekolah

Kompas dunia | 3 November 2021, 06:05 WIB
Siswi remaja perempuan di sebuah sekolah di Kabul awal September. Afghanistan mengatakan mereka akan segera mengumumkan bahwa anak-anak perempuan akan kembali bersekolah, namun mendesak masyarakat internasional mendanai proses tersebut karena sebagian besar bantuan luar negeri dihentikan. (Sumber: Straits Times via AFP)

Selain masalah pendidikan anak perempuan, Hashimi mengatakan kementeriannya sedang mengerjakan kurikulum baru untuk sekolah agar sejalan dengan prinsip-prinsip Islam, budaya lokal, dan standar internasional.

"Perubahan akan sesuai dengan standar internasional dalam fisika dan kimia dan biologi dan semua mata pelajaran sains ini," kata Hashimi, yang menambahkan bahwa belum ada perubahan pada kurikulum hingga saat ini.

Namun, dia memperingatkan sistem itu akan dibentuk dengan cara yang dapat disetujui oleh para pemimpin dan cendekiawan Taliban, dan tidak didasarkan pada tekanan internasional.

"Kami ingin mendidik, dan kami akan mendidik, perempuan dan laki-laki kami serta anak laki-laki dan perempuan," ungkap Hashimi.

Memastikan hak bagi perempuan dan anak perempuan telah menjadi salah satu masalah paling sensitif yang dihadapi Taliban sejak mereka merebut kekuasaan di Afghanistan pada Agustus.

Baca Juga: China Makin Gencar Bujuk Rayu Taliban, Janji Bantu Bangun Kembali Afghanistan

Para siswi duduk di halte untuk pulang usai ujian sekolah di Herat. Afghanistan mengatakan mereka akan segera mengumumkan bahwa anak-anak perempuan akan kembali bersekolah, namun mendesak masyarakat internasional mendanai proses tersebut karena sebagian besar bantuan luar negeri dihentikan. (Sumber: Aref Karimi/Straits Times via AFP)

Badan-badan internasional menuntut bukti hak-hak tersebut dihormati sebelum diskusi apapun tentang pengakuan formal pemerintah baru Afghanistan.

Pada September, gerakan Islam garis keras itu mendapat kecaman global ketika mengizinkan anak laki-laki untuk kembali ke sekolah tetapi menyuruh anak perempuan yang lebih tua untuk tinggal di rumah sampai kondisi mengizinkan mereka kembali.

Di beberapa wilayah utara, anak perempuan telah melanjutkan pendidikan mereka, tetapi yang lain dipaksa untuk belajar secara sembunyi-sembunyi.

Sejumlah negara seperti Amerika Serikat dan Rusia masih bersikap ragu dan menuntut Taliban mewujudkan janji mereka dalam tindakan.

"Ulama kami sedang mengerjakannya, dan segera insya Allah, kami akan mengumumkannya kepada dunia," kata Hashimi.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Antara/Straits Times


TERBARU