China Serang Laporan AS Tentang Asal-usul Covid-19, Sebut Dipolitisasi dan Palsu
Kompas dunia | 1 November 2021, 10:58 WIBBEIJING, KOMPAS.TV - China kesal dengan laporan yang dikeluarkan intelijen Amerika Serikat (AS) atas asal-usul Covid-19, Minggu (31/10/2021).
Mereka menyerang AS dengan menyebut laporan itu dipolitisasi dan palsu, serta meminta agar Washington berhenti menyerang China.
Pada laporan temuan selama peninjauan 90 hari yang diperintahkan Presiden AS Joe Biden itu, pihak intelijen menegaskan asal-usul Covid-19, mustahil diketahui jika tak ada informasi baru.
Saat ini, pendapat mengenai asal usul virus corona itu masih terbagi antara kebocoran laboratorium dan penularan dari hewan ke manusia.
Baca Juga: Polisi Brasil Serang Markas Perampok Bank Berbahaya, Tewaskan 25 Tersangka
Pada laporan tersebut disebutkan kerja sama China dibutuhkan untuk mencapai penilaian konklusif mengenai asal-usulnya.
Namun, pihak Beijing disebut terus berusaha menghambat penyelidikan global.
Menteri Luar Negeri China, Wang Wenbin mengungkapkan bahwa China menentang tegas terhadap temuan awal yang diterbitkan pada Agustus lalu.
China juga berulang kali membantah kebocoran virus dari laboratorium di Wuhan, sebagai penyebab wabah Covid-19 menyebar ke seluruh dunia.
“Tak peduli berapa kali laporan ini diterbitkan dan berapa banyak versi yang dibuat, itu tak mengubah sifat bahwa laporan ini sepenuhnya dipolitisasi dan palsu,” katanya dikutip dari Channel News Asia.
Baca Juga: Pernyataan Mengejutkan Intelijen AS: Asal-Usul Covid-19 Tak akan Bisa Ditemukan
Ia menambahkan bahwa fakta dari badan intelijen yang didapat dari penyadapan untuk mencaritahu asal-usul Covid-19 merupakan bukti kuat dari politisasi.
Wang juga mendesak AS untuk berhenti mencoreng dan menyerang China.
Hubungan AS dan China tengah berada di titik nadir atas sejumlah permasalahan kedua negara.
Selain masalah Covid-19, kedua negara juga bersitegang terkait permasalahan Taiwan dan juga Laut China Selatan.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Channel News Asia