Arab Saudi dan Bahrain Usir Dubes Lebanon karena Sebut Perang Yaman adalah Hasil Agresi Saudi
Kompas dunia | 30 Oktober 2021, 12:56 WIBKantor Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengatakan dia membahas situasi dengan Presiden Michel Aoun sebelum menelepon Kordahi dan memintanya untuk mengambil “keputusan yang tepat demi kepentingan nasional.”
Mikati menyatakan penyesalannya atas langkah Arab Saudi dan mendesak kerajaan itu untuk meninjau kembali keputusannya.
Mikati menambahkan pemerintahnya "dengan tegas menolak" apa pun yang merusak "hubungan persaudaraan yang dalam" dengan Arab Saudi.
Mikati mengatakan sebelumnya komentar Kordahi tidak mewakili pendapat pemerintah Lebanon, seraya menekankan, Kordahi berbicara sebelum resmi menduduki jabatannya bulan lalu.
Kordahi, mantan pembawa acara TV, membuat komentar di sebuah program televisi sebelum dia dipilih untuk jabatan itu pada September lalu. Kordahi dekat dengan Gerakan Kristen Marada, sekutu kelompok militan Hizbullah.
Baca Juga: 16,2 Juta Orang di Yaman Terancam Kelaparan akibat Perang Berkepanjangan
Kordahi mengadakan konferensi pers di Beirut minggu ini, dirinya menolak untuk meminta maaf atas pernyataannya dalam sebuah wawancara, yang diklaim disiarkan 5 Agustus.
Dia menambahkan sejak menjadi menteri, dia mematuhi kebijakan pemerintah untuk tidak mengungkapkan pendapat pribadinya.
“Kita tidak boleh terus menjadi sasaran pemerasan di Lebanon oleh siapa pun apakah mereka negara, duta besar atau individu,” kata Kordahi, menambahkan dia tidak memiliki rencana untuk mengundurkan diri dari jabatannya atas komentarnya.
Arab Saudi mengatakan Hizbullah membantu pemberontak Houthi Yaman. Baik Hizbullah dan Houthi didukung oleh Iran, dan menganggap diri mereka sebagai bagian dari apa yang disebut poros perlawanan yang mencakup pemerintah Suriah dan milisi Syiah yang kuat di Irak.
Arab Saudi menjadi pendukung utama Lebanon, tetapi kerajaan itu juga telah terkunci dalam persaingan sengit regional melawan Iran, sekutu utama kelompok militan Lebanon yang kuat, Hizbullah.
Ketegangan antara dua kekuatan regional itu sering kali berujung pada kebuntuan dalam pengambilan keputusan dalam politik Lebanon. Arab Saudi adalah salah satu negara Teluk yang memberlakukan sanksi terhadap Hizbullah.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/Associated Press